Polusi udara berimbas kepada sektor pariwisata. Pemesanan hotel-hotel di Jakarta turun, okupansi kamar pun berkurang.
Ketua DPD Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, mengungkapkan polusi udara membuat orang luar Jakarta enggan masuk ibu kota. Sementara itu, mereka yang tinggal di Jakarta memilih untuk tetap di rumah.
"Awalnya, kami kira 2023 okupansi bakal naik, karena 2022 kan masih pandemi sekarang mulai bangkit tapi nyatanya ya masih sama saja. Bahkan sekarang ada sedikit turun, kurang dari 1% turunnya, rata-rata okupansi di 58%, tapi tergantung hotelnya, yang bintang 3 atas bisa di atas itu," kata Sutrisno seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (2/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang masih negatif karena berita, temen saya yang mau ke Jakarta dia batalin. Kalau sudah viral memang kembalikan kepercayaan nggak gampang juga, makanya kita harus tunjukkan bahwa dunia usaha, masyarakat, pemerintah melakukan ini, itu kita viralkan juga sebagai promosi kita, kalau nggak ya orang menganggap Jakarta buruk," kata Iwantono.
Sutrisno tidak diam saja menghadapi situasi itu. Dia menyebut PHRI terus mempromosikan industri yang ramah lingkungan, termasuk di dalamnya penanganan polusi udara. Selain itu, ada juga pengelolaan sampah yang baik seperti menghindari pembakaran yang menimbulkan polusi udara.
"Termasuk manajemen makanan yang jangan berlebihan sehingga menimbulkan sampah polusi yang lain. Pelepasan limbah lain termasuk penggunaan minyak bekas mesti diolah baik agar tidak jadi masalah, bahkan polusi udara yang bersumber dari arsitektur kita renovasi gedung itu, harus diusahakan dengan dampak polusi sekecil mungkin," ujar Iwan.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba