Salah satu pasar dengan dagangan paling ekstrem ada di Pulau Sulawesi. Namun kini Pasar 'Ekstrem' Tomohon itu tak lagi menyediakan daging anjing dan kucing.
Sejak Juli 2023, Pasar Tomohon, Sulawesi Utara telah secara resmi melarang perdagangan daging anjing dan kucing. Bagi masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara, mengkonsumsi daging anjing merupakan hal yang biasa dan sudah dilakukan sejak leluhur mereka.
Kuliner daging anjing sudah menjadi bagian dalam tradisi Minahasa. Umumnya anjing yang dikonsumsi adalah anjing peliharaan bukan anjing liar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kilas sejarah konsumsi anjing dan kucing
Anjing ini memiliki standar higienis karena mereka memelihara dan menjaganya. Masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara menyebut olahan daging anjing rintek wuuk (RW), yang dalam Bahasa Minahasa berarti bulu halus.
Olahan daging ini menggunakan campuran bumbu rempah seperti rica (cabai), jahe, kemangi, daun bawang, serai, daun jeruk suanggi. Takaran rica harus banyak karena RW terasa kurang jika tak pedas.
![]() |
Selalu ada RW di hidangan pesta-pesta masyarakat Minahasa. RW mendampingi olahan daging wajib lainnya seperti babi dan ayam.
Mengkonsumsi daging anjing bagi masyarakat Minahasa memang tak pernah dilarang secara tradisi maupun agama. Minahasa yang memeluk agama Kristen, diperbolehkan memakan segala jenis hewan.
Dalam tradisi Minahasa, hanya satu hewan yang tidak boleh dimakan yaitu burung hantu atau manguni, karena hewan ini sangat disakralkan.
Anjing bukanlah hewan endemik Sulawesi Utara, anjing diperkenalkan oleh manusia berbahasa Austronesia sekitar 3000 tahun yang lalu. Manusia berbahasa Austronesia ini yang juga mengenalkan budaya megalitikum yaitu waruga.
Kemanapun manusia berbahasa Austronesia pergi dan tinggal di tempat yang baru, mereka turut serta membawa anjing. Anjing telah menjadi teman terbaik mereka.
Anjing pada mulanya membantu dalam berburu hewan di hutan, menjaga rumah atau sebagai teman berkebun.
![]() |
Selain di Minahasa, mengkonsumsi daging anjing juga dikenal di China selatan, Vietnam utara, Taiwan dan Filipina. Daerah-daerah tersebut merupakan jalur migrasi manusia berbahasa Austronesia.
Anjing merupakan hewan yang sangat cepat dalam bereproduksi, kemungkinan kebiasaan mengkonsumsi daging anjing, pada mulanya untuk mengurangi jumlah populasi anjing. Rata-rata induk anjing mampu beranak 6 hingga 8 ekor.
Selain itu juga ada anggapan bahwa daging anjing berbeda dengan daging hewan lain, daging anjing dianggap memiliki khasiat. Bagi masyarakat Minahasa, mengkonsumsi daging anjing dipercaya memiliki kandungan protein dan kalori yang tinggi.
Daging anjing dipercaya pula mampu mengembalikan stamina usai bekerja keras, menaikkan libido pria, menghangatkan suhu tubuh menyembuhkan asma, memperbaiki sumsum tulang, menguatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan sel darah merah, dan mencegah beberapa jenis penyakit lainnya.
Pada masa lalu, daging anjing hanya dikonsumsi sebatas hanya untuk dikonsumsi keluarga tidak diperjual belikan. Anjing itu dikonsumsi ketika hewan buruan sulit didapatkan atau ketika terjadi musim paceklik atau gagal panen.
Kemudian karena perkembangan zaman modern, serta mulai dikenalnya ekonomi pasar, jumlah penduduk semakin meningkat, serta muncul mata pencaharian lain selain berburu. Sehingga daging anjing mulai dipelihara untuk diperjualbelikan, kemudian di pasar muncul profesi baru yaitu penjual daging anjing.
Artikel ini diproduksi oleh Hari Suroto, peneliti di Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!