Kemarahan para peneliti itu disematkan ke Virgin Galactic karena mengirimkan fosil manusia berusia 300 ribu tahun ke luar angkasa.
Melansir Daily Star, Jumat (15/9/2023), sebuah penerbangan lepas landas dari Spaceport America di New Mexico minggu lalu. Entah mengapa penerbangan itu membawa sebuah tabung berisi jasad manusia purba.
Barang ini dibawa oleh miliarder kelahiran Afrika Selatan, Timothy Nash, dan dipilih oleh penjelajah National Geographic Society, Profesor Lee Berger. Berger merilis pernyataan yang sangat bersemangat tentang hal itu sesaat sebelum penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perjalanan fosil-fosil ini ke luar angkasa mewakili penghargaan umat manusia atas kontribusi semua nenek moyang manusia dan kerabat purba kita," ujarnya.
"Tanpa penemuan teknologi seperti api dan peralatan, serta kontribusi mereka terhadap evolusi pikiran manusia kontemporer, upaya luar biasa seperti penerbangan luar angkasa tidak akan terjadi," imbuhnya.
Namun, optimismenya malah menyulut ketidaksetujuan dari para ahli lain. Justin Walsh, seorang profesor seni dan arkeologi di Chapman University, California, mengatakan kepada Live Science bahwa dampak penerbangan luar angkasa terhadap benda-benda warisan belum menjadi bidang kajian ilmiah.
Selain itu, Sonia Zakrzewski, dari University of Southampton, berkomentar di Twitter, "Saya pikir kita bisa menggunakan ini dalam pengajaran etika! WTF???,".
"Saya berharap bahwa kami telah beralih untuk mengikuti pendekatan etis, namun hal ini membuat saya ragu," ujar Sonia,
"Ini menurut saya adalah kolonialisme abad ke-21. Repatriasi? Begitu banyak masalah. Saya malu dengan disiplin ilmu saya. Saya merasa ngeri bahwa mereka diberi izin, ini bukan ilmu pengetahuan," protesnya.
Namun, izin yang diberikan kepada mereka, yang bersifat publik, menunjukkan bahwa sisa-sisa tersebut berasal dari Gua Rising Star. Gua tersebut merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia Cradle of Humankind.
Gua ini terletak di Afrika Selatan, dan izin tersebut menyatakan bahwa perjalanan tersebut dilakukan untuk mempromosikan ilmu pengetahuan dan penemuan di Afrika Selatan.
Hingga saat ini, Profesor Berger belum mengomentari kemarahan yang diekspresikan terhadap perjalanannya, tetapi ia lepas landas dan mendarat tanpa insiden.
Keberadaan fosil manusia purba setelah penerbangan tidak diketahui. Tetapi mereka diperkirakan akan segera kembali ke Institut Studi Evolusi di Universitas Witwatersrand, Afrika Selatan.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol