Kebakaran Museum Nasional menimbulkan duka mendalam bagi banyak pihak. Koleksi benda bersejarah hangus, bangunan peninggalan Belanda juga ambruk.
Museum Nasional terbakar pada Sabtu (16/9/2023) malam. Dimulai dari api yang terlihat sekitar pukul 8 malam di belakang gedung, lantas dengan cepat menyebar, menyambar ruang-ruang koleksi di sana.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menerangkan area yang terbakar adalah Gedung A yang berisi 4 ruang yakni untuk penyimpanan hingga ruang tunggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah kami datangi memang betul terjadi kebakaran di Gedung A di sana tertulis ruang prasejarah Gedung A. Jadi di sini total ada tiga gedung yakni Gedung A, Gedung B dan Gedung C. Nah yang terbakar Gedung A," kata Komarudin kepada wartawan, Sabtu malam (16/9/2023).
Komarudin merinci ada empat ruangan di Gedung A yang terbakar. Ia menjelaskan ruangan itu ada 2 di sisi kanan dan 2 di tengah.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan menjelaskan bagian yang terdampak seluas 600 meter persegi. Benda-benda pameran dan koleksi turut terbakar.
"Isinya koleksi pameran. Ya hangus. (Bendanya) kurang tahu saya. Yang tahu (pihak) museum," kata dia.
Kebakaran ini juga menyebabkan bagian belakang gedung museum ambruk. Hal ini sangat disayangkan mengingat Museum Nasional sendiri merupakan gedung bersejarah yang sudah eksis selama 155 tahun.
Sejarah Museum Nasional
Gedung ini mulai dibangun pada 1862. Kala itu, pemerintah Hindia Belanda membangun gedung untuk menampung koleksi himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG).
BG merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah.
Pembangunan rampung dan diresmikan pada 1868. Setelah dibuka, museum ini mendapatkan perhatian internasional. Salah satunya, Raja Thailand Chulalangkorn (Rama V) berkunjung ke sana pada 1871.
Kala itu dia memberikan hadiah berupa patung gajah perunggu yang ditempatkan di halaman depan. Patung itulah yang hingga kini menjadi ikon Museum Nasional yang kemudian akrab disebut Museum Gajah.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 26 Januari 1950 museum ini berubah nama dari Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia.
Kemudian pada 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia. Namanya diubah menjadi Museum Pusat.
Lalu pada 28 Mei 1979 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.
Sejak saat itu, museum ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).
Simak Video 'Polisi: 4 Ruangan di Gedung A Museum Nasional Terbakar':
Saksikan juga penelusuran Sudut Pandang terbaru: Bandara 'Hantu' di Sudut Nusantara
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol