Piikir-pikir Lagi Sebelum Mematikan Ventilasi Udara saat Terbang

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Minggu, 17 Sep 2023 06:33 WIB
Ventilasi udara atau AC pesawat (Foto: iStock)
Jakarta -

Pembicaraan sistem ventilasi di pesawat menjadi bahasan yang hangat di tahun 2020. Namun kualitas udara di pesawat masih menjadi topik penting dalam hal mencegah penyebaran bakteri dan virus.

Diberitakan Travel + Leisure dan dikutip detikTravel, Minggu (17/9/2023), para ahli terkait itu. Jadi jagalah agar ventilasi udara di kursi Anda tetap terbuka.

Membiarkan ventilasi terbuka dan membiarkan udara mengalir dapat membantu mencegah penyebaran bakteri dan virus. Meski demikian, menutup ventilasi tidak selalu berarti menjadi masalah karena udara di dalam pesawat terus-menerus disegarkan.

Menurut situs web Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), udara di kabin disegarkan 20-30 kali per jam. Itu sekitar 10 kali lebih banyak dibandingkan kebanyakan gedung perkantoran.

"Udara di dalam kabin pesawat merupakan campuran udara segar yang diambil dari luar dan udara resirkulasi yang telah melewati filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA), yang mampu menangkap 99,97% partikel, termasuk bakteri dan virus," kata Bryan Newbold dari Pilot Pathfinder.

Namun, pasti ada kemungkinan penyebaran bakteri dan virus di dalam kabin sebelum udara dikirim melalui filter HEPA dan bercampur dengan udara segar.

Rentang waktunya dari orang ke orang di dalam kabin, terutama jika teman duduk Anda batuk atau bersin. Dan di situlah salah satu area di mana ventilasi terbukti bermanfaat.

Aliran udara di dalam kabin pesawat mengalir dari atas ke bawah, bukan dari depan ke belakang atau sebaliknya.

"Pasokan udara bersih biasanya berasal dari bagian atas kabin, terutama melalui ventilasi udara pribadi dan saluran samping yang membungkus kompartemen bagasi. Jalur keluar biasanya terletak di lantai kabin," kata Jason Harp, CEO Air-Cert. , LLC dan Pacific Air Industries, yang menangani perbaikan suku cadang pesawat.

Oleh karena itu, menjaga ventilasi tetap terbuka akan membantu menjaga udara tetap bergerak dari atas ke bawah dengan cepat. Namun itu bukan satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko penularan.

"Penting untuk dicatat bahwa hal ini saja tidak menjamin terhadap penyebaran penyakit yang ditularkan melalui udara, dan kami menyarankan orang-orang yang merasa tidak enak badan atau menginginkan perlindungan tambahan untuk memakai masker," kata Newbold.

Selain itu, Anda harus ingat bahwa beberapa area di pesawat bisa sangat kotor. Dan, filter HEPA tidak akan menghilangkan kuman yang tertinggal di permukaan seperti sandaran tangan dan meja baki di kursi.

Jadi sebaiknya bersihkan semua permukaan di dalam dan sekitar kursi.

"Maskapai memang sangat memperhatikan kebersihan. Namun, jika ground stopnya singkat, hal ini akan memengaruhi total waktu untuk melakukan pembersihan menyeluruh," kata Newbold.

Ada juga pertimbangan naik dan turun pesawat. Sistem penyaringan udara tidak selalu aktif saat pesawat berada di darat, itu sebabnya pesawat bisa terasa sangat pengap saat diparkir di gerbang.

Jadi, jika Anda mencari tingkat keamanan ekstra, Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk menggunakan masker saat naik dan turun pesawat juga. Kemudian saat Anda berada di udara, buka ventilasi tersebut untuk meningkatkan aliran udara di sekitar.



Simak Video "Video: Jemaah Haji Diimbau Tak Bawa Barang Berlebihan saat Pulang"

(msl/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork