Kebakaran terjadi di Museum Nasional. Saat bangunan dilalap api, banyak orang yang menyaksikan dan ikut membantu pemadaman.
Adalah Muhammad Sapri, seorang pedagang starling atau kopi keliling, yang menjadi saksi mata sekaligus membantu memadamkan api di Museum Nasional.
Kejadian itu bermula ketika Sapri melihat kepulan asap hitam di udara. Saat itu ia sedang menggendong anaknya di kediamannya, di sebuah kontrakan yang berjarak tak jauh dari bagian belakang Museum Nasional yang terbakar pada Sabtu (16/9/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia panik sebab memiliki pengalaman traumatik soal kebakaran. Sekitar delapan bulan lalu, kontrakan tempat ia tinggal dilanda kebakaran, api melahap banyak barang, termasuk uang tabungannya selama bekerja. Ia menjelaskan saat itu hanya pakaian yang tersisa, karena hanya itu yang sempat ia selamatkan.
Selain itu, kontrakannya berada di dekat pom bensin membuatnya takut kalau kebakaran itu menyambar rumahnya lagi. Akhirnya ia mencari titik api yang menyebabkan kepulan asap hitam tersebut.
"Saya lari ke pom bensin, ternyata bukan pom bensin, saya samperin jalan kaki. Di sini bantu-bantuin, orang dikit masih," ujar Sapri kepada detikTravel, saat di Museum Nasional, Minggu (17/9/2023) siang.
Sapri menjelaskan, setelah ia datang, bangunan museum sudah terbakar besar. Tak butuh waktu lama, warga mulai berdatangan.
"Kaget lah kayak waktu kebakaran saya di rumah. Di rumah itu nggak ada yang nolong, saya ngambil barang sendiri, saya niat menolong," ucapnya.
Ia bersama warga lain berperan penting dalam membantu menangani api, khususnya saat pemadam kebakaran belum tiba. Namun, apalah dikata, kebakaran kadung terjadi, ia menyebut beberapa bangunan sudah hancur dilahap si jago merah.
"Saya sama security di situ, security kaget juga. Nggak lama-lama setelah 1 menit udah rame di sini ngumpul semua. Masuk setengah jam bantu-bantuin narik itu, betulin pompa air, mau dihidupin katanya mati, terus disambung-sambung semua," tuturnya.
Namun sayangnya, ia tak habis selesai membantu memadamkan api. Ketika api sudah mulai mereda, ia memilih segera kembali ke rumah agar bisa menenangkan sang istri dan anaknya.
"Saya belum selesai tapi api sudah kecil jam sembilan lewat saya pulang, soalnya takut bini kaget doang," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan