Siapa sangka San Francisco sedang mengalami masalah serius, yakni kemelaratan penduduknya. Eh, seorang komisioner kota justru membuat tur dengan tiket USD 30 (Rp 460 ribu).
Dikutip dari CNN Senin (18/9/2023), tur itu menawarkan perjalanan ke pasar narkoba terbuka dan kantor teknologi yang terbengkalai di Kota San Francisco.
Namun, sebelum penjadwalan pertama berjalan, tur tersebut dibatalkan dan komisioner akhirnya mengundurkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, jalan kaki yang lebih positif yang diselenggarakan oleh organisasi nirlaba setempat memandu para peserta melalui jantung kota San Francisco. Mereka menyoroti lingkungan yang telah lama terbelakang di kota tersebut.
![]() |
Ketika orang-orang yang tidur di trotoar dan penggunaan narkoba masih terlihat, kegiatan ini berfokus pada hal-hal yang lebih positif. Mereka menggali lagi sejarah, seni, dan pusat karier yang berupaya untuk membuat masyarakat San Francisco kembali bangkit.
Namun, bagi banyak calon pengunjung, kesulitan yang lebih terlihat di San Francisco-lah yang menjadi penghalang sebenarnya.
"Klien saya yang baru-baru ini berkunjung ke San Francisco tidak pernah mengatakan bahwa mereka merasa tidak aman," kata Alana Scalise Livingston, pemilik tur Wander Spokane di Spokane, Washington (ia mantan penduduk San Francisco).
"Mereka hanya mengatakan kondisinya tidak sebaik dulu, dan ada banyak tunawisma yang membanjiri jalanan," ujar dia.
Joshua Hirsch, pemilik Sidewalk Food Tours SF, juga menerima tanggapan yang sama. Menurut peserta turnya, para tunawisma di kota-kota seperti San Francisco dan New York tampaknya menjadi lebih berani dan blak-blakan sejak pandemi ini.
"Mereka mengira itu lingkungan mereka, dan Anda bahkan tidak punya hak untuk berjalan di trotoar," katanya.
![]() |
Selain itu, terdapat pula spiral kematian atau lingkaran malapetaka yang digembar-gemborkan oleh outlet berita. Itu adalah pekerjaan jarak jauh menyebabkan lahan kosong, sehingga mengurangi lalu lintas pejalan kaki dan kemudian menutup restoran dan berkurangnya aktivitas publik juga jasa.
Fenomena itu menyebabkan aktivitas narkoba yang lebih terang-terangan serta individu-individu yang tidak memiliki tempat tinggal berkumpul di depan ruang-ruang kosong.
Bukan berarti bahwa cerita tentang toko-toko ritel di pusat kota yang tutup dalam jumlah besar dan gedung-gedung perkantoran yang kosong tidaklah benar.
Namun, jika menyangkut kejahatan kekerasan di kota-kota AS, jumlah kasus di San Francisco relatif rendah. Pencurian mobil dan pembobolan adalah hal yang benar-benar meningkat dan pada saat yang sama membuat pengunjung menjauh.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan