Kota Casper di Amerika Serikat berbeda dengan kota umumnya. Mereka memfasilitasi para tunawisma, tetapi malah dirusak oknum hingga kotoran manusia berceceran.
Populasi tunawisma di Amerika Serikat telah meningkat selama beberapa dekade ke belakang. Hal itu khususnya terjadi di kota-kota bagian barat AS seperti Denver dan Los Angeles. Beberapa kota pun telah mengeluarkan larangan mendirikan kemah bagi para tunawisma, seperti yang dilakukan kota Cheyenne, yang melarang orang berkemah dari tengah malam hingga pukul 5 pagi.
Dilansir dari Cowboy State Daily, Selasa (5/9/2023), Bahkan San Francisco telah mulai membersihkan perkemahan tenda, sehingga terdapat lebih banyak tempat penampungan daripada tunawisma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada tahun 2018, Pengadilan Banding Sirkuit ke-9 AS memutuskan bahwa tunawisma tidak dapat dihukum karena tidur di luar ruangan ketika tidak ada tempat lain untuk mereka tuju.
Sedangkan Kota Casper, berniat untuk membantu para tunawisma untuk tinggal di kamp yang berada di kotanya. Walikota Casper, Bruce Knell, menyebut bahwa dia yakin Casper secara aktif membantu populasi tunawismanya, sedangkan kota seperti San Francisco ingin menyingkirkan mereka.
Namun sayangnya, niat baik tidak berjalan mulus. Kota Casper mengalami kekacauan akibat membludaknya para tunawisma. Bahkan, dikabarkan terdapat 226 kilogram kotoran manusia yang mesti dibersihkan staf kota di sekitar pusat kota.
"Ini seperti tidak ada yang pernah saya lihat. Ini adalah hal yang terjadi di negara dunia ketiga di Casper, Wyoming," kata Knell.
Selain itu, dikabarkan juga para oknum tunawisma melakukan pengrusakan ke motel Econo Lodge yang kosong dan disita karena banjir. Padahal motel tersebut terpaksa ditutup karena tidak layak huni.
"Itu tidak bisa dihuni, dan tidak aman," kata Knell.
Knell juga mengaitkan sejumlah kejahatan dengan populasi tunawisma.
"Di saat-saat putus asa, orang-orang melakukan hal-hal yang nekat, dan sayangnya kami yang harus menghadapinya," katanya.
Namun, masalah ini terjadi bukan sekedar akibat Kota Casper menampung sejumlah tunawisma. Melainkan karena beberapa tunawisma yang sempat diusir dan dilarang masuk ke penampungan, tetapi mereka tidak benar-benar meninggalkan kota.
"Ada bagian tertentu dari populasi tunawisma, baik penyalahgunaan narkoba atau penyakit mental, yang membuat mereka tidak mau mengikuti aturan masyarakat," kata Knell.
"Ketika mereka melakukan hal itu, mereka tidak diizinkan masuk ke tempat penampungan, yang berarti mereka hanya berkeliaran di komunitas kami dan menimbulkan masalah," Knell menambahkan.
Koalisi Tunawisma telah dibentuk di Casper yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi banyak masalah yang dihadapi komunitas ini. Menurut Casper Star-Tribune, kelompok ini bekerja sama dengan Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS untuk memperkuat hubungan Casper dengan lembaga tersebut. Hal itu guna mendapatkan lebih banyak dana federal untuk upaya bantuan dan pencegahan tunawisma lokal.
Knell meyakini bahwa Casper telah disebarkan dari mulut ke mulut di kalangan tunawisma.
"Mereka memiliki sedikit jaringan dan saya pikir mereka hanya berbicara satu sama lain dan berkata, 'Casper adalah tempat yang bagus, mereka tidak mengganggu Anda di sini'," kata Knell.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!