Sebuah kota dilaporkan telah menjadi pemukiman tunawisma. Mereka disebut menghancurkan sebuah motel dan meninggalkan ratusan kilogram kotoran di jalanan.
Dilansir dari Daily Star, Selasa (5/9/2023), Wali Kota Casper, Wyoming, Amerika Serikat menyebut kotanya dihuni oleh sekitar 200 orang tunawisma yang membuat kekacauan di jalanan dan taman-taman.
"Mereka menghancurkan segalanya. Sangat mengerikan," kata Walikota Bruce Knell kepada Cowboy State Daily.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan para pegawai kota mengatakan kepada media bahwa mereka harus mengangkut sekitar 230 kilogram kotoran manusia dari sekitar pusat kota.
"Di saat-saat putus asa, orang-orang melakukan hal-hal yang nekat, dan sayangnya kami yang harus menghadapinya," lanjut Knell.
Dia juga mengatakan bahwa sekelompok penghuni liar telah pindah ke motel Econo Lodge, yakni motel kosong setempat dan menyebabkan kerusakan senilai jutaan dolar AS. Kerusakan tersebut bahkan ditaksir lebih besar daripada alasan tempat itu ditutup, yakni karena banjir pada awal tahun ini.
Properti ini ditutup setelah terdapat foto-foto yang menunjukkan kerusakan motel yang disebabkan oleh saluran air yang rusak. Knell mengatakan bahwa bangunan tersebut tidak dapat dihuni dan tidak aman setelah kerusakan tersebut.
Sebelumnya, ia juga menjelaskan bahwa bangunan tersebut telah berhenti beroperasi sebagai motel pada bulan November tahun lalu.
Walikota menjelaskan, bahwa orang-orang mulai berjongkok di sejumlah properti yang ditinggalkan di seluruh kota, beberapa di antaranya tidak memiliki air atau listrik.
Beberapa orang dilaporkan juga berkemah di taman-taman setempat, di jalur sepeda, atau tidur di dalam mobil mereka.
Knell berpendapat bahwa gelombang kedatangan yang tiba-tiba ini dapat dikaitkan dengan keberadaan tempat penampungan tunawisma di kota tersebut. Ia juga berujar bahwa ketika orang-orang ditolak dari pusat penampungan, sebagian dari mereka tidak benar-benar pergi.
"Ada bagian tertentu dari populasi tunawisma, baik penyalahgunaan zat atau penyakit mental, yang membuat mereka tidak ingin menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat," ucap Knell.
"Ketika mereka melakukan hal itu, mereka tidak diizinkan masuk ke tempat penampungan, yang berarti mereka hanya berkeliaran di komunitas kami dan menimbulkan masalah," pungkasnya.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan