Ratusan Turis Australia Digigit Hewan Liar di Bali, Diminta Hati-hati

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ratusan Turis Australia Digigit Hewan Liar di Bali, Diminta Hati-hati

Putu Krista - detikTravel
Senin, 18 Sep 2023 14:35 WIB
Macaques eat donated peanuts during a feeding time at Sangeh Monkey Forest in Sangeh, Bali Island, Indonesia, Wednesday, Sept. 1, 2021. Deprived of their preferred food source - the bananas, peanuts and other goodies brought in by the tourists now kept away by the coronavirus - hungry monkeys on the resort island of Bali have taken to raiding villagers’ homes in the search for something tasty. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Foto: Ilustrasi kawanan monyet liar di Bali (AP/Firdia Lisnawati)
Gianyar -

Otoritas kesehatan negara bagian New South Wales (NSW), Australia, NSW Health menerbitkan peringatan bagi warganya yang akan liburan ke Bali.

Akun resmi NSW Health memperingatkan warga Australia agar menjauhi hewan-hewan liar di Bali, terutama monyet. Sebab, hewan primata itu bisa menyebarkan rabies.

NSW Health menyebut sepanjang tahun 2023 ada 145 turis Australia yang dirawat karena gigitan dan cakaran hewan liar. Sebagian besar dari mereka sebelumnya mengunjungi destinasi wisata seperti Monkey Forest Ubud dan destinasi serupa lain di Asia Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal tersebut, Manajer Konservasi Monkey Forest I Wayan Buda mengatakan selama 2023 belum ada catatan wisatawan yang digigit oleh monyet di kawasan hutan Ubud ini.

Buda menegaskan pengelola Monkey Forest menerapkan pengawasan sangat ketat bagi wisatawan yang masuk dan melihat habitat monyet. Ini untuk mengantisipasi hal-hal yang membahayakan turis dan monyet di sana.

ADVERTISEMENT

Menurut Buda, turis dilarang keras membawa makanan dan minuman, serta berinteraksi langsung atau menyentuh monyet tanpa pemandu yang sudah disediakan di setiap 100 meter kawasan Monkey Forest.

"Sehingga semua jadi aman, bahkan setiap saat juga diinformasikan melalui pengeras suara terkait aturan di dalam kawasan hutan," kata Buda beberapa waktu lalu.

Manajemen Monkey Forest juga berupaya menjaga kesehatan monyet. Mereka hanya diberikan makanan sesuai habitatnya, seperti buah-buahan, jagung, dan kacang.

Jika ada monyet bermasalah, seperti mengamuk dan melukai kawanannya, langsung diambil untuk dibawa ke laboratorium kesehatan hewan di Denpasar. Laboratorium tersebut selama ini bekerja sama dengan Monkey Forest.

"Di sini tidak ada vaksinasi untuk monyet, akan tetapi dilakukan penjagaan ketat, tidak ada hewan penular rabies (HPR) yang bisa masuk ke tempat ini utamanya anjing langsung ditangkap atau diusir oleh petugas jaga," kata Buda.

Selain itu, di Monkey Forest juga disiapkan dua orang dokter hewan setiap harinya untuk mengawasi kesehatan monyet.

Kemudian, untuk mencegah populasi tinggi, monyet-monyet disterilisasi. Sebelum sterilisasi, dalam setahun monyet bisa bertambah 200 ekor. Namun, kini ditekan maksimal hanya 50 ekor saja. Total, populasi monyet di Monkey Forest ada 1.059 ekor.

"Semua monyet sudah terdeteksi, dengan populasi jantan lebih banyak dibandingkan betinanya," imbuh Buda.

Kunjungan turis ke Monkey Forest sepanjang bulan September 2023 ini cukup tinggi. Rata-rata, setiap hari ada 5 ribu orang yang didominasi turis asing mencapai 90 persen, sisanya turis domestik.

-----

Artikel ini telah naik di detikBali.




(wsw/wsw)

Hide Ads