Desa Penglipuran, Berkat Kebersihannya Turis Datang, Warga pun Cuan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Desa Penglipuran, Berkat Kebersihannya Turis Datang, Warga pun Cuan

Ni Made Nami Krisnayanti - detikTravel
Jumat, 29 Sep 2023 09:07 WIB
Sewa pakaian adat Bali di Desa Penglipuran
Sewa pakaian adat Bali di Desa Penglipuran (Ni Made Nami Krisnayanti)
Bangli -

Menjadi desa wisata yang selalu disinggahi ribuan wisatawan setiap harinya, warga Desa Penglipuran di Bali pun mem[unyai ladang cuan yang menjanjikan.

Desa Penglipuran di Bangli, Bali tersohor karena predikat desa terbersih sedunia 2016. Kendati sebelumnya sudah membuka pintu bagi wisatawan, tetapi setelah menyandang gelar tersebut Desa Penglipuran semakin ramai wisatawan.

Salah satu bisnis yang paling tumbuh sejak itu dan kini boleh dibilang paling banyak dilakukan warga Desa Penglipuran adalah berjualan dan sewa pakaian adat Bali. Pendapatan per hari dari berjualan bisa terbilang tak main-main. Terlebih saat hari libur tiba.

Nomi, salah satu penjual, mengaku bisa menghasilkan cuan hingga Rp 500 ribu per hari melalui usaha sewa pakaian, souvenir, dan makanan.

"Kalau liburan atau weekend itu biasanya rame, bus-bus selalu full datang. Bisa sampai 100 orang. Sehari rata-rata bisa dapat Rp 500 ribu," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang sama juga dirasakan oleh Ni Nengah Kariasih yang sudah berjualan lebih dari 10 tahun. Beberapa barang yang dijual oleh Ni Nengah Kariasih adalah snack, souvenir, dan sewa pakaian. Harganya beragam mulai Rp 50 ribu untuk sewa pakaian dan mulai Rp 60 ribu untuk kebaya.

"Biasanya kalau ramai bisa sampai dapat Rp 500 ribu, tapi kalau sepi paling dapet Rp 200 ribu," tuturnya.

Ni Nengah Kariasih menyebut bahwa meski setiap warga berjualan di rumah masing-masing, barang yang ditawarkan sebenarnya hampir sama.

ADVERTISEMENT

"Sama aja untuk barangnya karena ngambil dari pemasok yang sama. Tapi untuk hasil jualannya bakal beda karena tergantung rezeki," tuturnya.

Wayan Sudarsa, salah satu warga yang paling terakhir membuka usaha di Desa Penglipuran. Wayan Sudarsa dahulu berprofesi sebagai tukang bangunan dan petani memilih beralih profesi sebagai pedagang pada tahun 2017. Usaha yang baru berdiri 6 tahun ini menjual produk yang beragam, seperti aksesoris, loloh cemcem, sewa pakaian, mainan, tas, dan kain.

"Seringnya, ramai wisatawan itu Hari Sabtu dan Minggu. Kebanyakan tamu-tamu lokal ke sini. Jumlah pembelinya nggak tentu, rata-rata lima orang. Sehari bisa dapat Rp 200 ribu," kata Wayan Sudarsa.

Tak hanya cuan, akibat sering kedatangan turis asing sebagai pembeli membuat warga Desa Penglipuran mulai mempelajari bahasa asing. Salah satunya Wayan Sudarsa yang fasih dalam menggunakan bahasa asing ketika melayani pembeli.

Kunjungan wisatawan yang tak pernah sepi akhirnya membuka ladang cuan baru untuk warga Desa Penglipuran. Dengan penghasilan yang menggiurkan membuat tak jarang masyarakat memilih beralih profesi untuk membuka usaha di rumah.




(fem/fem)

Hide Ads