Desa Penglipuran, tak hanya menjadi desa terbersih di dunia, namun juga menjadi saksi perjuangan pahlawan. Seperti apa kisahnya?
Memiliki arsitektur dan tata bangunan yang unik membuat Desa Penglipuran terkenal di kalangan wisatawan. Pada 2016, Desa Penglipuran dinobatkan menjadi desa terbersih di dunia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Desa Penglipuran juga desa perjuangan.
Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran, menyebut bahwa ada sebuah keunikan dari Desa Penglipuran yang jarang diketahui wisatawan, yaitu Desa Penglipuran sebagai desa perjuangan.
"Ada satu hal yang jarang diketahui bahwa Desa Penglipuran adalah desa perjuangan. Tak hanya konsisten menjaga tradisi dan budaya, kami juga merupakan salah satu desa pejuang," kata Wayan Sumiarsa.
Kelian Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta, menyebut bahwa di Desa Penglipuran menjadi basis perjuangan pada masa kemerdekaan.
Pada 20 November 1947, salah satu putra terbaik Bangli ,yaitu Kapten TNI Anak Agung Gede Anom Mudita, beserta sejumlah prajuritnya gugur di Desa Penglipuran. Putra yang berasal dari Puri Kilian, Bangli ini mengorbankan jiwa raganya untuk tetap menjaga Desa Penglipuran tetap eksis.
Sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dari Kapten TNI Anak Agung Gede Anom Mudita beserta sejumlah prajuritnya, Desa Penglipuran dan pemerintah Kabupaten Bangli membangun sebuah tugu pahlawan di sisi selatan Desa Penglipuran.
"Masyarakat Penglipuran dan pemerintah Kabupaten Bangli menjadikan tempat ini sebagai wisata sejarah dengan adanya tugu pahlawan. Ini juga sebagai salah satu bentuk penghormatan atas jasa beliau yang berkorban demi melindungi Desa Penglipuran," tutur I Wayan Budiarta.
Tak hanya tugu pahlawan, Desa Penglipuran dan pemerintah Kabupaten Bangli juga membangun monumen-monumen kecil untuk para pejuang yang gugur pada saat itu. Jika traveler berkunjung, traveler dapat menemukan 20 monumen dengan berbagai nama para pejuang kemerdekaan yang gugur.
Setiap hari besar kepahlawanan, pemerintah Kabupaten Bangli akan melakukan kegiatan penghormatan. Mulai dari upacara bendera dan tabur bunga di kawasan tugu pahlawan ini.
Jika traveler berkunjung ke Desa Penglipuran dan ingin melihat sisi lain dari desa terbersih ini, traveler bisa berkunjung ke tugu pahlawan sebagai wisata sejarah di Desa Penglipuran. Traveler dapat berjalan hingga tingkat paling bawah atau palemahan Desa Penglipuran. Letaknya tak jauh, hanya memakan waktu berjalan kaki sekitar 5 menit atau sekitar 300 meter dari Desa Penglipuran.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba