Heboh Pramugari Kereta Cepat Wajib Bisa Mandarin, Betulkah?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Heboh Pramugari Kereta Cepat Wajib Bisa Mandarin, Betulkah?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikTravel
Sabtu, 30 Sep 2023 14:31 WIB
Train Attendant Amalia Fitriany dan Conductor Ade Irawan saat melayani penumpang Kereta Cepat Indonesia China di stasiun Halim, Jakarta, Minggu (17/9/2023). train attendant ini menggunakan busana karya desainer Didiet Maulana.
Pramugari saat melayani penumpang Kereta Cepat Indonesia Jakarta - Bandung di Stasiun Halim, Jakarta. (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Ramai di media sosial X (dulu Twitter) sebuah cuitan berisi sebuah video yang menyebut syarat menjadi pramugari Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi merespons.

Cuitan itu menunjukkan hasil wawancara media asal China dengan seorang pramugari Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Disebutkan dalam video itu untuk menjadi pramugari KCJB harus melewati proses seleksi yang ketat, dengan perbandingan 6.000 pelamar hanya akan dipilih 12 orang.

"Dari 6.000 pelamar pramugari KCJB hanya lulus 12 orang setelah melalui tahapan 5x test. Mereka diharuskan pula Untuk bisa berbahasa china. Dan banyak juga pramugari dari china," tulis cuitan tersebut, dikutip detikcom Sabtu (30/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertanyaannya: Untuk siapa KCJB? Ini di China atau di Indonesia? Simak wawancaranya dengan seorang pramugari Indonesia," begitulah lanjutannya.

Dwiyana menyangkal tuduhan itu. Dia memastikan KCJB tidak mewajibkan seluruh pramugari kereta cepat untuk bisa berbahasa China saat mendaftar. Dia bilang tidak ada keharusan bagi pramugari untuk bisa atau lancar dalam berbahasa mandarin.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan justru nantinya pramugari diajarkan bahasa China saat sudah lolos seleksi. Itu agar si pramugari lebih familiar dengan bahasa tersebut.

Pertimbangannya adalah KCIC merupakan perusahaan yang sebagian sahamnya memang dipegang BUMN asal Negeri Tirai Bambu itu.

"Nggak harus kok kita ajarkan supaya familiar aja. Karena kita kan sebagian saham kan ada dari BUMN Tiongkok itu saja. Tapi tidak ada keharusan," ungkap Dwiyana saat ditemui detikcom di JCC, ditulis Sabtu (30/9/2023).

"Mereka malah kita ajarkan setelah masuk ya hanya percakapan sehari-hari aja lah," dia menambahkan.

Kemudian, soal isu dari 6.000 peserta hanya diterima 12, Dwiyana mengatakan hingga saat ini pihak KCIC terus melakukan perekrutan pramugari kereta cepat. Karenanya jumlah peserta yang diterima juga semakin bertambah.

"Jadi sekarang sudah bertambah terus kok. Kita nggak ada kekhususan yang penting secara kompetensi kan kita juga pernah bilang. Jadi nggak ada keharusan bisa bahasa Mandarin," kata Dwiyana.




(fem/fem)

Hide Ads