Komodo Cagar Alam Wae Wuul Bikin Resah, Ternyata Pernah Gigit Manusia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Komodo Cagar Alam Wae Wuul Bikin Resah, Ternyata Pernah Gigit Manusia

Ambrosius Ardin - detikTravel
Rabu, 04 Okt 2023 05:35 WIB
Seekor komodo keluar kandang saat dilepasliarkan di Cagar Alam Wae Wuul di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (23/9/2023). (Foto:Β Dok. BBKSDA NTT)
Komodo dilepasliarkan di Cagar Alam Wae Wuul, Labuan Bajo (dok. BBKSDA NTT)
Manggarai Barat -

Sebelum insiden emak-emak digigit Komodo di Pulau Rinca, warga ternyata sudah dibuat resah dengan Komodo yang pernah menggigit manusia di Cagar Alam Wae Wuul.

Keberadaan komodo di Cagar Alam Wae Wuul, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat warga setempat resah.

Sebab, reptil purba itu diketahui pernah menggigit warga. Sedangkan, Cagar Alam Wae Wuul berbatasan langsung dengan pemukiman warga tanpa ada pagar pembatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keresahan mereka kian memuncak setelah Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menambah populasi komodo di Cagar Alam Wae Wuul dengan melepasliarkan enam ekor komodo beberapa waktu lalu.

Warga Golo Mori, Hasanuddin mengatakan, Cagar Alam Wae Wuul seharusnya diberi pagar keliling agar komodo di kawasan itu tidak mengancam keselamatan warga dan ternak di sekitarnya. Apalagi belum lama ini, ada komodo yang melintas di sisi jalan raya yang menghubungkan Labuan Bajo-Golo Mori.

ADVERTISEMENT

"Kebijakan ini (pelepasliaran komodo di Cagar Alam Wae Wuul) justru berpotensi pada kematian manusia di sekitar Wae Wuul dan hewan piaraan masyarakat di sana. Karena bisa diterkam oleh Komodo Viktor dan Komodo Endi," kata Hasan di Labuan Bajo, Senin (2/10/2023).

Viktor dan Endi adalah nama dua dari enam komodo yang dilepasliarkan di Cagar Alam Wae Wuul. Viktor diambil dari nama depan Gubernur NTT periode 2018-2023 Viktor Laiskodat, dan Endi diambil dari nama belakang bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi.

Ketua DPD KNPI Kabupaten Manggarai Barat ini meminta enam komodo yang baru dilepasliarkan di Cagar Alam Wae Wuul ditangkap kembali dan dilepasliarkan di habitatnya di Taman Nasional Komodo.

Ia mengatakan komodo di Cagar Alam Wae Wuul akan berkeliaran ke perkampungan warga di wilayah selatan Kecamatan Komodo jika kawasan tersebut tidak dipagari.

"Bukankah ini berpotensi mengancam nyawa manusia? Ini bukan kebijakan konservasi namanya, tetapi kebijakan mematikan manusia di Wae Wuul dan masyarakat wilayah selatan Kecamatan Komodo," kata Hasan.

Sukur Abdullah, warga Kampung Kenari, Desa Warloka, Kecamatan Komodo, setali tiga uang. Kampung Kenari berbatasan langsung dengan sisi selatan Cagar Alam Wae Wuul.

Sukur meminta KLHK untuk membuat pagar keliling Cagar Alam Wae Wuul agar perkampungan warga tidak didatangi komodo.

"Beberapa tahun lalu ada warga di Kampung Kenari yang digigit komodo di kakinya. Kampung kami berbatasan langsung dengan Cagar Alam Wae Wuul," kata Syukur.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Arief Mahmud berjanji untuk menemui warga Desa Macang Tanggar yang resah terhadap keberadaan komodo di Cagar Alam Wae Wuul.

"Nanti saya minta tim untuk menemui," ujar Arief singkat saat dikonfirmasi. Ia tak menjawab permintaan warga terkait pagar keliling Cagar Alam Wae Wuul.

Sebelumnya, enam ekor komodo hasil pengembangbiakan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor, Jawa Barat, dilepasliarkan di habitatnya di Cagar Alam Wae Wuul pada Sabtu (23/9/2023). Keenam komodo tersebut dipantau hingga beberapa tahun ke depan melalui teknologi GPS Telemetry yang terpasang pada tubuh masing-masing satwa purba itu.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) KSDAE KLHK Indra Eksploitasia mengatakan keenam komodo yang dilepasliarkan juga dipantau melalui camera trap yang dipasang di sejumlah lokasi di Cagar Alam Wae Wuul.

"Dilakukan monitoring melalui camera trap dan komodo dipasang GPS. Jadi, kami bisa memonitor pergerakan Komodo," kata Indra di Cagar Alam Wae Wuul, Sabtu.

Ia berharap keenam komodo ini bergerak masuk ke dalam kawasan Wae Wuul dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.

"Apabila memang dia keluar, dia akan termonitor pergerakannya sehingga kami bisa melakukan penggiringan kembali untuk masuk ke dalam kawasan. Ini yang dilakukan oleh tim," ujar Indra.


------

Artikel ini telah naik di detikBali.




(wsw/wsw)

Hide Ads