Puluhan kucing di Abu Dhabi dibiarkan mati di gurun sekitar kota. Keadaan itu memicu protes dari beberapa kalangan.
Dilansir CNN, Minggu (8/10/2023), sekelompok penduduk Uni Emirat Arab telah menemukan lebih dari 140 kucing dibuang di gurun pasir di ibu kota Abu Dhab. Fenomena itu menuai kritik dari organisasi hak asasi hewan internasional dan mendorong penyelidikan pemerintah.
Kucing dari semua ras, termasuk varietas non-asli seperti Persia, dibiarkan mati terjebak di dalam kandangnya atau berkeliaran di gurun. Mereka dibiarkan tanpa makanan, tempat berlindung atau air, menurut Chiku Shergill, seorang warga Abu Dhabi yang ikut serta dalam penyelamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hewan-hewan itu ditinggalkan di seberang jalan raya dari tempat penampungan hewan Abu Dhabi yang dikelola pemerintah di Al Falah, sebuah kawasan pemukiman di Abu Dhabi.
Pihak tempat penampungan mengatakan bahwa tidak mengetahui kejadian tersebut dan menolak berkomentar lebih lanjut.
Tim penyelamat telah menghitung 50 kucing mati di tempat parkir dan telah menyelamatkan 95 kucing sejak 28 September.
Seekor anjing jenis golden retriever berhasil diselamatkan tapi ada seekor husky ditemukan mati. Beberapa hewan telah di-microchip, menunjukkan bahwa mereka bukan hewan liar.
Suhu bulan September mencapai titik tertinggi 40,5C di Kota Abu Dhabi. Suhu gurun bisa lebih tinggi pada siang hari.
"Organisasi hak-hak hewan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menawarkan hadiah USD 5.000 bagi mereka yang memberikan informasi tentang identitas yang membuang kucing-kucing ini di gurun," kata Wakil Presiden PETA Asia Jason Baker.
Departemen Kota dan Transportasi (DMT) Abu Dhabi mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menyelidiki insiden tersebut. Pihaknya mendorong masyarakat untuk melaporkan rincian insiden tersebut dan mengambil tindakan untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan