Kafe di Dubai Ini Jadi Tempat Nongkrong dan Adopsi Kucing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kafe di Dubai Ini Jadi Tempat Nongkrong dan Adopsi Kucing

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 18 Mar 2021 22:42 WIB
Farm Cat in clos up  sitting on a coffee plaza
Ilustrasi kafe kucing (iStock)
Dubai -

The Ailuromania Cat Cafe menjadi kafe pertama di Timur Tengah yang membuat tamu bisa bercengkerama dengan kucing. Di kafe kucing itu, traveler bisa sekaligus mengadopsinya jika mau.

Kafe kucing itu ada di Dubai dan didirikan mulai 2015 oleh Iman Fareed setelah lulus universitas. Dia terinspirasi cafe kucing di Korea Selatan dan London. Iman memang menyukai kucing sejak lama.

Awalnya, kafe itu memiliki 25 kucing. Kucing-kucing itu merupakan kucing terlantar yang diselamatkan oleh kafe tersebut. Boleh dibilang kafe itu sekaligus menjadi penampungan kucing tak terawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kafe itu juga memanfaatkan bekas kafe yang sudah ditinggalkan pemiliknya selama bertahun-tahun.

"Siapapun yang stres harus mencari kucing. Semua stres Anda akan hilang, "kata Omnia, yang memiliki dua kucing, Allaa dan Iman, sebelum menampung kucing-kucing liar untuk kafenya itu, seperti dikutip Arab News.

ADVERTISEMENT

Saat ini, untuk pemeliharaan kucing-kucing di kafe itu, Ailuromania bekerja sama dengan penampungan hewan pemerintah ras al Khaimah. Mereka berharap warga bersedia untuk mengadopsi kucing-kucing itu.

Nama kafe Ailuromania adalah plesetan dari kata bahasa Inggris yang diturunkan dari bahasa Yunani untuk pecinta kucing: ailurophile.

Kafe ini memiliki pelanggan tetap yang datang mencari relaksasi dari tekanan hidup, atau karena mereka tidak bisa memelihara kucing di rumah.

"Mereka sangat imut, mereka suka bermain," kata pengunjung Shaasthra.

Dia menghargai cara kafe kucing itu menjaga kesejahteraan kucing dengan menasihati orang untuk tidak menggendong atau membangunkannya.

Sejak Dubai mulai mencabut penguncian virus Corona musim panas lalu, kafe-kafe dibuka kembali dengan pembatasan kapasitas dan sanitasi.

Dubai memiliki sejumlah besar kucing liar, banyak yang ditinggalkan di jalan oleh pemiliknya. Pada tahun 2018, otoritas UEA melarang penelantaran hewan, tetapi aktivis kesejahteraan hewan di Dubai selama bertahun-tahun menyerukan skema pelepasan netral, perangkap dan program pemberian makan untuk menurunkan jumlah hewan secara manusiawi.

Pada Agustus, pemerintah kota Dubai mengeluarkan surat edaran yang menyatakan kembali kebijakan mendenda siapa pun yang ketahuan memberi makan hewan liar seperti kucing. Alasannya, itu bisa meningkatkan penyebaran penyakit.




(fem/ddn)

Hide Ads