Pemandu Wisata Ngamuk, Turis Ogah Belanja Malah Dikatain Pelit

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pemandu Wisata Ngamuk, Turis Ogah Belanja Malah Dikatain Pelit

bonauli, bonauli - detikTravel
Minggu, 08 Okt 2023 23:01 WIB
Ilustrasi belanja saat traveling
Ilustrasi turis (Shutterstock)
Jakarta -

Tur wisata menjadi pilihan saat turis liburan ke luar negeri. Turis-turis ini pun demikian, tapi liburan mereka justru jadi tidak menyenangkan.

Dilansir dari Vietnam Express pada Minggu (8/10), sebuah rombongan wisatawan liburan ke Provinsi Guizhou, China. Rombongan ini kebetulan memilih paket wisata yang paling murah.

Selain ke tempat wisata, rombongan ini juga diajak ke toko suvenir yaitu toko-toko batu pertama. Tak ada yang salah di sana, hanya saja rombongan turis ini tidak berniat berbelanja. Mereka hanya melihat-lihat saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat turis-turis tutup dompet, pemandu wisata malah marah. Mereka meneriaki rombongan itu dan mengamuk seraya mengejek mereka sebagai turis pelit.

Pemandu wisata ini bahkan mengancam akan membatalkan perjalanan dan meninggalkan grup jika mereka tidak belanja selama tur. Ancaman pemandu tur ini nyatanya tak mempan, ia masih harus mengomel selama satu jam saat turis masuk ke dalam bus.

ADVERTISEMENT

Suasana makin panas, seorang wisatawan akhirnya angkat suara melawan pemandu itu. Ia berkata bahwa belanja atau tidak itu hak dari wisatawan.

Pertengkaran tak dapat dihindarkan. Untungnya salah seorang anggota tur merekam semua kejadiannya. Ia mengunggahnya di media sosial dan viral.

Sudah jadi rahasia umum, kunjungan ke toko-toko suvenir biasanya memang jadi agenda wajib. Pihak tur berkerja sama dengan toko-toko tersebut agar wisawatan belanja di sana. Sebagai gantinya, pihak tur akan mendapatkan komisi.

Kejadian ini pun sampai ke telinga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Guiyang di Provinsi Guizhou. Pemerintah bersama lembaga penegak hukum lainnya mulai melakukan penyelidikan soal kasus ini.

Identitas pemandu wisata itu mulai diverifikasi. Pemerintah mengatakan bahwa mereka tidak akan menoleransi tindakan yang mempengaruhi hak dan kepentingan sah wisawatan.

Insiden ini terjadi menjelang long weekend China atau golden week yang berlangsung selama 29 September-6 Oktober.




(bnl/bnl)

Hide Ads