Kegiatan pariwisata Israel harus dihentikan menyusul konflik yang kini terjadi. Harapan mengejar kunjungan wisatawan mancanegara pun terancam pupus.
Serangan Hamas ke Israel di Jalur Gaza yang dimulai pada Sabtu (7/10/2023) membuat suasana tegang di sana. Banyak wisatawan asing yang menghadiri festival musik menjadi korban dari serangan itu.
Hal ini membuat banyak negara melarang warganya mengunjungi Israel dan Palestina. Mereka yang tengah berada di kedua wilayah juga diminta pulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sejumlah maskapai juga menghentikan penerbangan ke Tel Aviv. Hal tersebut dilakukan demi menjamin keamanan wisatawan mancanegara.
Pariwisata Israel dapat disebut naik daun setelah COVID-19. Pada tahun 2022, negara ini menerima 2,7 juta kunjungan wisatawan setelah pembatasan dicabut.
Para wisatawan ini membawa kembali perekonomian sebesar USD 4 miliar dan membantu Israel memulihkan sektor pariwisata pada tahun 2023.
"Tahun 2022 adalah tahun pemulihan krisis (virus) corona. Trennya positif dan memecahkan rekor pariwisata masuk pada tahun 2019 adalah tujuan yang realistis. Pariwisata domestik telah membuktikan dirinya sebagai kekuatan ekonomi yang sama pentingnya dengan pariwisata yang masuk. Tujuan kami adalah untuk mengurangi hambatan, meluncurkan proyek yang meningkatkan pasokan akomodasi dan mengembangkan infrastruktur, untuk sepenuhnya mewujudkan potensi pariwisata di negara ini," kata Menteri Pariwisata Israel Haim Katz dikutip dari Skift.com.
Namun negara ini masih kesulitan untuk mencapai targetnya pada tahun ini.
Pada Agustus 2023 Biro Pusat Statistik melaporkan pariwisata Israel turun 4%-7% dibandingkan tingkat sebelum COVID pada tahun 2019.
Selama bulan itu, Israel menerima total 311.200 pengunjung asing, dengan 284.200 di antaranya dikategorikan sebagai wisatawan yang menghabiskan setidaknya satu malam di negara tersebut.
Untuk memberikan konteks, angka ini kontras dengan angka pada Agustus 2022 ketika 247.100 pengunjung asing datang ke Israel, dan Agustus 2019 ketika 324.200 pengunjung datang ke Israel.
Selain itu, pada Agustus 2022, terdapat 234.400 wisatawan yang menginap minimal satu malam, sedangkan pada Agustus 2019 berjumlah 304.600 wisatawan.
Hingga Agustus tahun ini, Israel masih tertinggal 13% dibandingkan tahun 2019. Mereka mendatangkan 2,52 juta pengunjung dibandingkan tahun 2019 sebanyak 2,89 juta pengunjung pada periode yang sama.
Haim Katz baru-baru ini mempresentasikan rencana untuk menyambut tujuh juta wisatawan pada tahun 2030 dan berupaya untuk fokus pada pasar Asia untuk meningkatkan jumlah pengunjung.
Amerika dan Eropa telah menjadi pasar sumber terbesar Israel pada tahun 2023 dan 2019 hingga bulan Agustus, sehingga maskapai penerbangan yang menghentikan penerbangan dari wilayah tersebut kemungkinan akan berdampak besar pada jumlah perjalanan di musim gugur dan musim dingin.
Sebanyak 1,28 juta kunjungan hingga Agustus 2023 berasal dari Eropa untuk Israel, dan 921.000 dari Amerika. Amerika khususnya berada 9% lebih tinggi dibandingkan angka tahun ini pada bulan Agustus 2019.
Israel telah melipatgandakan upayanya untuk menarik wisatawan China karena menyadari pentingnya pasar ini.
Kementerian Pariwisata telah mengambil langkah-langkah proaktif, termasuk menjalin kemitraan dengan Weibo, setara dengan Facebook di China, dan meluncurkan kampanye yang ditargetkan pada platform tersebut.
Sebelum pandemi ini, Israel telah mengerahkan sumber daya yang besar untuk menarik wisatawan China, sehingga menghasilkan tahun yang memecahkan rekor pada tahun 2019, dengan lebih dari 150.000 pengunjung China, yang sebagian besar datang bersama rombongan tur.
Namun, pandemi ini menghentikan pariwisata China. Setelah pandemi usai, Israel masuk dalam daftar perjalanan kelompok yang disetujui oleh China. Ini menjadi harapan baru buat negara tersebut.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda