Sandiaga Ungkap 3 Subsektor Pariwisata Jadi Fokus Parekraf Tekan Emisi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sandiaga Ungkap 3 Subsektor Pariwisata Jadi Fokus Parekraf Tekan Emisi

Aarif Syaddad - detikTravel
Selasa, 10 Okt 2023 19:47 WIB
Sandiaga Uno
Foto: dok. Kemenparekraf
Jakarta -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menerima Peta Jalan Dekarbonisasi (Decarbonisasi Roadmap) dari United Nations Development Programme (UNDP) pada Pertemuan ke-5 Tingkat Menteri AIS Forum 2023 di Bali.

Adapun dokumen Peta Jalan Dekarbonisasi diserahkan oleh Norimasa Shimomura selaku Kepala Perwakilan UNDP Indonesia.

Diketahui, Peta Jalan tersebut merupakan dokumen yang akan menjadi acuan bersama dalam menyusun rencana strategis dalam menjalankan aksi iklim di sektor pariwisata yang lebih ramah lingkungan, rendah emisi dan mencapai net zero emission.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan dari pengembangan peta jalan ini adalah untuk menyusun rencana strategis yang merinci tujuan dan kegiatan yang dapat dijalankan guna mencapai sektor pariwisata yang rendah karbon, terutama dalam upaya efisiensi penggunaan sumber daya dan menekan jumlah limbah yang dihasilkan dari industri pariwisata," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis, Selasa (10/10/2023).

Ia mengatakan pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Tanah Air. Pada tahun 2022, tercatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 5,89 juta orang dengan nilai devisa pariwisata mencapai US$ 6,72 miliar. Meningkat dari capaian di tahun 2021 sebesar US$ 530,74 juta.

ADVERTISEMENT

Begitu juga dengan pergerakan wisatawan nusantara di mana pada tahun lalu jumlah pergerakan wisnus menyentuh angka 734,86 juta perjalanan atau meningkat 19,82 persen (YoY) dan 1,76 persen lebih tinggi dibanding kondisi prapandemi COVID-19 atau pada tahun 2019.

Sandiaga melanjutkan angka-angka positif tersebut juga sejalan dengan pencapaian lainnya di sektor parekraf, yakni indeks pembangunan pariwisata Indonesia naik 12 peringkat ke posisi 32 dunia. Mengungguli Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina.

Namun di sisi lain, Sandiaga mengungkapkan pariwisata Indonesia juga memiliki tantangan besar ke depannya. Selain kondisi volatility, uncertainty, complexity, ambiguity (VUCA) yang diakibatkan kondisi politik global, tantangan perubahan iklim adalah kondisi yang harus diwaspadai.

Ia menyebutkan terdapat tiga permasalahan utama dalam tantangan iklim atau juga yang disebut triple planetary crisis, yakni perubahan iklim, polusi dan tantangan keanekaragaman hayati.

"Oleh karena itu, diperlukan tindakan konkret dalam mengatasi triple planetary crisis untuk menjaga keberlanjutan sektor pariwisata di Indonesia," ujarnya.

Sandiaga menjelaskan lingkup peta jalan ini berfokus pada tiga subsektor utama pariwisata, yakni akomodasi (hotel berbintang), atraksi wisata, serta tour and travel. Pemilihan tiga subsektor tersebut berdasarkan identifikasi bahwa ketiganya merupakan penghasil emisi terbesar di sektor pariwisata.

Ia menyebut subsektor akomodasi menjadi salah satu industri yang menghasilkan emisi cukup signifikan, karena hotel-hotel terutama hotel bintang banyak menggunakan energi untuk kegiatan operasional terutama yang berkaitan dengan heating, ventilation, air conditioning (HVAC).

Pada subsektor akomodasi, emisi berpotensi berasal dari penggunaan listrik, gas, bahan bakar, serta sampah dan limbah yang dihasilkan. Selain itu, akomodasi hotel bintang menghasilkan limbah cukup signifikan yang berasal dari limbah padat termasuk makanan (food waste) dan limbah cair.

Selanjutnya, Sandiaga menyebut subsektor tour and travel juga menghasilkan emisi yang banyak bersumber dari penggunaan kendaraan penumpang seperti bus.

Ia meneruskan pada subsektor atraksi wisata terutama atraksi buatan, penggunaan energi di lokasi atraksi wisata tidak dapat dihindari. Hal tersebut yang kemudian menghasilkan emisi baik itu dari energi maupun sampah yang dihasilkan.

"Oleh karena itu ketiga subsektor utama dari pariwisata ini harus segera mengambil langkah mitigasi dengan menggunakan energi terbarukan dan penanganan sampah dan limbah yang baik," tegasnya.

Lebih lanjut, Sandiaga berharap Peta Jalan Dekarbonisasi ini dapat menjadi panduan berbagai pemangku kepentingan industri pariwisata di Indonesia. Terutama dalam memformulasikan solusi dan program-program yang sesuai sekaligus memberikan preferensi tindakan dalam mencapai net zero emission.

"Mari kita mulai lakukan aksi rendah karbon demi bumi yang lebih baik," ajak Sandiaga.




(prf/ega)

Hide Ads