Tetua adat meminta kapal-kapal wisata tak lagi melewati celah di Air Terjun Horizontal yang ikonik di pantai wilayah Kimberley, Australia. Mereka berupaya melindungi nilai budayanya.
Diberitakan ABC News, Selasa (31/10/2023) para tetua adat Dambimangari di Australia Barat menyerukan agar semua perahu dilarang melewati celah di Air Terjun Horizontal yang ikonik di wilayah Kimberley, sekitar 250 km sebelah timur Broome. Walau atraksi ini menghasilkan pendapatan baru, namun kaum adat khawatir atas kurangnya keamanan dan rasa hormat.
Kaum adat berupaya menghentikan secara bertahap perahu-perahu yang melewati celah Air Terjun Horizontal yang ikonik di pantai wilayah Kimberley. Air terjun ini terbentuk ketika air laut mengalir deras mengikuti pasang surut air laut melalui dua ngarai pendek dan sempit yang berjarak sekitar 300 meter.
Dambimangari Aboriginal Corporation (DAC) mewakili pemilik tradisional Horizontal Falls mengatakan pihaknya berupaya menghentikan kapal-kapal yang melewati air terjun tersebut. Namun tidak sepenuhnya memblokir akses ke kawasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemilik tradisional ingin menekankan bahwa penutupan hanya mengacu pada kapal yang melewati celah tersebut," kata seorang juru bicara.
Keputusan tersebut mengikuti proses konsultasi selama 12 bulan yang melibatkan pemilik tradisional, operator tur, DAC, Departemen Keanekaragaman Hayati, Konservasi dan Atraksi (DBCA) dan Pariwisata WA, yang dipicu oleh sebuah insiden pada Mei 2022.
"Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan industri pariwisata dan pemerintah negara bagian dalam penutupan bertahap multi-tahun yang menggabungkan masukan dan memberikan kerangka waktu yang jelas untuk memperhitungkan pemesanan di muka dan memungkinkan dunia usaha merencanakan perubahan," lanjut juru bicara tersebut.
Dalam pernyataannya, DAC mengatakan Garaan-ngaddim (Air Terjun Horisontal) adalah 'mamaa', sebuah tempat suci yang kuat.
"Masyarakat kami tinggal di sana sepanjang tahun dan kami masih merasakan kehadiran mereka," bunyi pernyataan itu.
Ini adalah tempat yang sepi dan tenang namun bisa berbahaya. Anda tidak perlu terburu-buru, kita telah melihat bagaimana negara merespons ketika masyarakat tidak menghormati kekuasaannya. Kami meminta pengunjung untuk tenang di Garaan-ngaddim, dan menghormati kewajiban budaya kami untuk menjaga negara dan budaya serta menjaga keamanan Anda," tambah mereka.
Kecelakaan kapal picu larangan kapal lewat
Tahun lalu, puluhan orang terluka ketika sebuah kapal jet menabrak dinding batu di air terjun.
"Kami sudah sering menyuarakan keprihatinan kami mengenai keselamatan wisatawan yang melewati Air Terjun Horisontal. Ini adalah situs budaya yang penting dan tempat yang berbahaya," demikian isi Rencana Negara Sehat Dambimangari.
"Mereka menggunakan speed boat saat air pasang sedang deras. Kecelakaan pernah terjadi di masa lalu dan kami tidak ingin orang-orang dirugikan di negara kami," lanjut tetua adat tersebut.
Sudut pandang pemerintah
Menteri Pariwisata Rita Saffioti mengatakan dia ingin melihat Horizontal Falls tetap terbuka untuk pengunjung. Dalam pernyataannya dia mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan DAC dan industri pariwisata untuk menyelesaikan masalah ini.
Teluk Talbot akan tetap terbuka untuk pengunjung.
Seorang juru bicara pemerintah WA mengatakan kepada 9 News, Horizontal Falls adalah pengalaman pariwisata ikonik yang menciptakan lapangan kerja lokal, menarik pengunjung dari seluruh dunia, dan menghasilkan belanja pengunjung di komunitas lokal.
"Kami ingin melihat air terjun horizontal tetap terbuka bagi pengunjung, sehingga manfaat ekonomi tersebut dapat terus mengalir - terutama bagi masyarakat lokal," kata pernyataan tersebut.
(sym/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk