Penembakan beruntun terjadi di Amerika Serikat di aneka wilayah. Bahkan, salah satu kawasannya kini bak kota mati.
Dilansir BBC, Selasa (31/10/2023), penembakan terjadi di Negara Bagian Maine. Oleh karenanya, Lewiston menjadi kota hantu saat perburuan menjadi proses yang berlarut-larut.
Mengemudi di jalanan Lewiston, Maine, kota kecil ini tampak seperti kota hantu. Penampakan itu dapat dirasakan sehari setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di dua tempat usaha setempat yang menewaskan 18 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan penduduk di bagian selatan negara bagian itu tetap berada di bawah perintah untuk berlindung. Sementara polisi terus memburu tersangka.
Jalan-jalan di Lewiston, yang pada musim gugur seperti ini biasanya akan menjadi kartu pos di New England, dengan dedaunan berwarna merah dan oranye terang, tampak sepi. Toko-toko dan bisnis-bisnisnya tutup.
Rumah-rumah berdinding papan yang dicat biru dan abu-abu tampak terbengkalai, jendelanya gelap dan pintunya terkunci.
Dekorasi Halloween, labu dan kerangka plastik, di balkon dan halaman rumput menjadi pengingat akan kehidupan normal sehari-harinya kota itu.
Sesekali, sebuah helikopter terbang di atas kepala, memecah keheningan.
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini, tidak pernah," kata warga Lewiston, Peter Fertesky, yang datang untuk melihat gerombolan wartawan yang berkerumun di sekitar rumah sakit setempat, Central Maine Medical Center.
Di sana para pejabat mengatakan pada Kamis sore di minggu lalu bahwa ada 14 korban menerima perawatan.
"Bahkan ketika virus Covid sedang mewabah, orang-orang masih berada di luar rumah," katanya.
Amukan di hari Rabu menandai penembakan massal terburuk di AS pada tahun ini, menurut Gun Violence Archive. Mereka menghitung serangan di mana empat orang atau lebih terbunuh atau terluka, tidak termasuk pelaku penembakan.
Jumlah korban, nyawa yang melayang pada Rabu malam yang tenang, hampir menyamai total pembunuhan di negara bagian tersebut sepanjang tahun 2022.
"Ini adalah hari yang kelam bagi Maine. Masyarakat Lewiston menanggung rasa sakit yang tak terukur," kata Gubernur Janet Mills pada konferensi pers beberapa jam setelah penembakan.
Warga mengatakan serangan mematikan itu menghantam jantung komunitas Lewiston yang sangat erat.
Penembakan pertama terjadi di Just-In-Time-Recreation, rumah bagi liga bowling remaja dan dewasa.
Pria bersenjata itu kemudian pergi ke Schemengees Bar & Grille, sebuah restoran yang ramah keluarga, yang menurut penduduk setempat sedang mengadakan turnamen cornhole ketika penyerang melepaskan tembakan.
Beberapa jam kemudian, kisah-kisah para korban mulai bermunculan. Ada seorang kakek yang gemar bermain bowling, seorang karyawan Schemengees yang dilaporkan mencoba menghentikan pria bersenjata itu.
"Di kota yang hanya sebesar ini semua orang mengenal seseorang lain yang meninggal," kata Frank, seorang penduduk Auburn, yang menolak menyebutkan nama belakangnya.
Frank mengatakan teleponnya dibanjiri pesan tentang orang-orang yang diduga terbunuh atau terluka.
(msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol