Pemukiman hijau dengan sapi-sapi besar yang merumput adalah gambaran desa tradisional dari Swiss. Siapa sangka, suasana asli desa mulai dianggap mengganggu.
Dilansir dari BBC pada Minggu (5/11), Desa Aarwangen adalah salah satu yang memiliki pemandangan tradisional Swiss. Desa yang berpenduduk 4.700 jiwa ini berada di tepi sungai Aare, dengan latar Pegunungan Alpen Bernese.
Dengan pemandangan itu, Aarwangen seringkali dijadikan sebagai tempat penghilang penat. Banyak yang sengaja pindah ke desa itu, tapi malah jadi kecewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena ternyata, desa tradisonal Aarwangen tidak tenang sama sekali. Faktanya penduduk desa bekerja sebagai petani sapi dan punya ciri khas untuk menggunakan cowbell atau lonceng sapi pada leher sapi.
Lonceng sapi mereka besar dan berbunyi nyaring. Bahkan, tiap petani memberikan lonceng dengan suara khas agar mereka tahu keberadaan sapi mereka yang sedang merumput.
Protes itu datang dari penduduk baru di Desa Aarwangen. Mereka protes pada walikota desa karena lonceng sapi membuat mereka susah tidur pada malam hari. Maklum, lonceng itu akan terus berbunyi tiap kali sapi bergerak.
Walikota desa Niklaus Lundsgaard-Hansen mengatakan ada sekitar 5-6 orang yang mulai protes dengan lonceng sapi. Mereka meminta agar petani melepas lonceng sapi saat malam hari.
"Petani yang memiliki ternak memandang keluhan itu sebagai penghinaan pribadi terhadap sapi dan dirinya," ucap walikota.
Ternak sapi bukan cuma sekedar nafkah penduduk desa, mereka juga menganggap itu sebagai budaya dan tradisi hidup.
Masalah ini kemudian ditangani dengan tradisi petisi. Warga melakukan pemungutan suara untuk melihat bagaimana masa depan desa ini.
"Kami orang Swiss, kami ingin melestarikan dan menjaga tradisi hidup kami di masa depan," ujar Andreas Bauman, seorang warga.
Ia mengatakan bahwa suara lonceng sapi adalah identitas dari desa itu. Tiap kali pulang dari perjalanan, suara lonceng sapi yang terdengar di kejauhan menjadi penanda rumah untuknya.
"Begitu saya mendengar lonceng sapi, saya tahu saya sudah kembali ke rumah," jelasnya.
Lebih dari 1.000 tanda tangan dikumpulkan dalam beberapa hari. Mereka menyerahkan petisi ini kepada pemerintah desa dalam upacara resmi dengan disertai sosis tradisional yang disumbangkan oleh petani.
Bulan depan, penduduk Aarwangen akan berkumpul untuk membahas masa depan lonceng sapi. Sampai saat ini, sudah ada beberapa petani yang melepas lonceng sapi di malam hari. Ada pula yang memakaikan chip elektronik dan meletakkan sapi mereka di padang rumput yang berpagar.
Di zaman dulu, Cowbell sangat berguna dalam kehidupan pedesaan Swiss. Saat musim panas tiba, ternak akan dilepas untuk merumput di Pegunungan Alpen. Seringkali sapi-sapi itu berada di lereng yang curam, sehingga lonceng sapi sangat penting agar petani bisa melacak mereka.
Sementara itu, beberapa penduduk baru yang lelah dengan suara ribut lonceng sapi telah pindah. Ada juga yang sudah menarik keluhannya karena merasa tidak enak dengan petani sapi. Kasus ini bukan yang pertama terjadi di Aarwangen.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda