Candi Ratu Boko menjadi salah satu bukti pengembangan wisata kolaborasi pemerintah dan warga lokal. Seperti apa sih kerja sama kedua belah pihak itu?
Candi Ratu Boko berada di tengah-tengah pemukiman warga, tepatnya di Desa Bokoharjo dan Desa Sambirejo, Sleman, Yogyakarta. Tanah Situs Ratu Boko itu sebagian besar adalah milik kas desa yang tidak terpakai.
Keberadaan Candi Ratu Boko ini menjadi satu keuntungan pula bagi warga karena dari pihak manajemen Ratu Boko turut mengikutsertakan warga dalam kegiatan-kegiatan pariwisata sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Candi Ratu Boko dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, biasanya disebut PT TWC. PT TWC merupakan manajemen di bawah BUMN yang mengelola tiga Candi, yaitu Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko. Kini, PT TWC, yang merupakan salah satu badan Usaha Milik negara (BUMN) itu, juga mengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
"Awal berdirinya TWC itu pada 1980, perusahaannya mengelola tiga candi, ya. Dengan adanya Perpres No. 1 Tahun 1992 itu hanya Prambanan dan Borobudur yang diberikan pengelolaannya kepada Pt TWC, Boko belum. Boko itu masuk ke TWC sekitar tahun 1994," kata I Gusti Putu Ngurah Sedana, General Manager Prambanan dan Ratu Boko.
PT TWC mengedepankan pengembangan manfaat dari segi pariwisatanya sendiri di Candi Ratu Boko. Berkolaborasi dengan warga sekitar menjadi salah satu langkah saling menguntungkan antara manajemen dan warga yang terlibat.
Warga sekitar ikut serta dalam menyediakan jasa, menjadi pekerja di fasilitas Ratu Boko, hingga menjadi pengisi acara-acara kesenian yang diadakan di sini.
"Kami bekerja sama dengan Srandul, itu kesenian dari daerah sini juga, itu isinya warga-warga sini. Kemudian permainan tradisional, itu juga apa ya istilahnya kalau di bisnis itu vendor dari warga sini juga, terus bapak-bapak fotografer di atas juga warga sini, guide untuk tamu juga dari sini," kata Nia Widyastuti, Asisten Manager Ratu Boko.
Untuk itu pengunjung tidak perlu khawatir akan pelayanan di sini, karena semua telah ditempatkan sesuai dengan kompetensi, seperti tour guide dari warga yang telah mengetahui kisah Ratu Boko secara mendalam.
Namun bagi turis asing, jika dibutuhkan, manajemen akan meminta tour guide dari Candi Prambanan untuk datang karena Ratu Boko belum terlalu sering dikunjungi turis asing sehingga tour guide untuk turis asing lebih diprioritaskan di Candi Prambanan.
Sebagai kawasan heritage, PT TWC pun selalu berusaha mengadakan acara-acara yang mengedepankan unsur budaya. Seperti pengadaan acara Yoga Berkebaya beberapa waktu lalu, bekerja sama dengan komunitas-komunitas di Jogja.
Aktivitas itu dilakukan untuk mengkampanyekan pemakaian kebaya sebagai gaya hidup yang masih bisa dipakai sampai sekarang. Pemakaian kebaya dan batik pun sering dilakukan oleh pengelola-pengelola Candi Ratu Boko, baik pada hari peringatan tertentu ataupun hari-hari biasa.
Sebagai kawasan heritage, manajemen diharapkan bisa terus mempertahankan kebudayaan tradisional dan pemberdayaan warga setempat yang telah membantu berjalannya pariwisata.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol