Entah harus tertawa atau justru kasihan, pengalaman turis ini bisa jadi pelajaran. Gara-gara aplikasi terjemahan, dirinya hampir saja ditahan polisi.
Dilansir dari Business Insider pada Selasa (7/11), seorang turis (36) yang tak disebutkan namanya liburan ke Lisbon, Portugal. Di sana, pria ini mampir ke sebuah restoran untuk melepas lelah.
Seorang pelayan datang membawakan menu, turis ini pun menerimanya dan mencoba untuk memesan. Namun turis ini tak bisa berbahasa Portugis. Ia kemudian mencoba aplikasi terjemahan untuk membantunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turis ini kemudian memesan menu pomegranate atau delima. Saat diterjemahkan, aplikasi itu menyebutkan kata granat (grenade).
Si pelayan yang mendengar itu ketakutan setengah mati. Ia langsung menelepon polisi dengan laporan ancaman bom.
Polisi Keamanan Publik segera datang dan menangkap pria itu. Restoran digeledah dan tidak ada bukti bom atau granat seperti yang dilaporkan.
Turis itu dibekuk oleh lima polisi, ia sudah tergeletak di tanah. Setelah pencarian usai, turis ini diinterogasi, ternyata ia datang dari Azerbaijan dan memiliki kewarganegaraan Israel.
Menurut laporan, kata pomegranate dan granade adalah sama dalam bahasa Ibrani (bahasa resmi Israel). Itulah mengapa aplikasi terjemahan tidak sanggup membedakannya.
Polisi mencari database terorisme dan tidak menemukan catatan terkait turis ini. Ia dibebaskan setelah semua dinyatakan aman oleh polisi.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour