Ceroboh Petugas Maskapai Tangani Disabilitas: Kepala Terbentur, Ventilator Tercabut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ceroboh Petugas Maskapai Tangani Disabilitas: Kepala Terbentur, Ventilator Tercabut

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 15 Nov 2023 08:11 WIB
Air Canada: Seorang perempuan yang ketiduran selama penerbangan ditinggal sendirian di dalam pesawat
Pesawat Air Canada (BBC Magazine)
Jakarta -

Pengalaman kurang menyenangkan dialami oleh penumpang disabilitas dengan kursi roda ini. Kepalanya terbentur dan alat bantu napasnya lepas.

Diberitakan CBC, Rabu (15/11/2023) penanganan buruk terhadap penumpang disabilitas itu terekam kamera tersembunyi yang diselipkan CBC ke penumpang bernama Alessia Di Virgilio. Investigasi itu dilakukan secara rahasia.

Alessia merupakan disabilitas yang bergantung dengan kursi roda bertenaga khusus dan ventilator. Dia juga tidak dapat duduk sendiri dan membutuhkan asisten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alessia terbang dengan Air Canada. Dia menggunakan panggilan khusus untuk lebih dulu masuk pesawat sebelum penumpang kelas satu.

Staf pun menggunakan lift untuk memindahkan kursi roda ke tempat duduknya, karena Badan Transportasi Kanada mengharuskan penumpang untuk duduk di kursi maskapai penerbangan.

ADVERTISEMENT

"Melihat saya dalam kondisi paling rentan... sungguh tidak bermartabat harus menunjukkan diri saya di depan semua orang," katanya kepada staf maskapai penerbangan.

Masalah semakin parah dalam penerbangan pulang dari Charlottetown, karena tidak tersedia lift. Sebaliknya, lima anggota staf memindahkannya, di tengah hujan, ke kursi roda khusus yang sempit.

Selama investigasi, kamera CBC menangkap selang pernapasannya terputus. Dan ketika mendarat di Toronto, rekaman menunjukkan bahwa staf tampak bingung bagaimana menggunakan lift, sehingga lift tersebut terbalik dan kepalanya terbentur.

"Maaf, saya mungkin sudah tidak menggunakan mesin ini selama tujuh tahun," salah satu staf maskapai terdengar berkata.

Alissa pun menjadi penyandang disabiltas kedua yang melaporkan pengalaman buruknya terbang bersama Air Canada. Sebelumnya, Rodney Hodgins, yang menggunakan kursi roda, terpaksa meninggalkan penerbangannya pada bulan Agustus karena staf maskapai penerbangan tidak mau membantunya. Maskapai tersebut meminta maaf dan menawarinya voucher USD 1.480 .

Alissa butuh banyak melewati birokrasi untuk bisa terbang. Termasuk meminta penyedia layanan kesehatannya mengisi formulir 'Kebugaran untuk Perjalanan Udara' yang dia berikan seminggu sebelumnya. Pada menit terakhir, dia dimintai izin dari ahli pernapasan, sesuatu yang harus dia atur dengan susah payah.

Alissa juga harus membatasi asupan cairannya dan meminum obat khusus untuk membatasi buang air besar beberapa hari sebelumnya, karena dia tidak dapat mengakses kamar mandi selama penerbangan.

"Orang-orang tidak menyadari dampak fisik dan emosional yang ditimbulkan pada kita meskipun kita membayar tiket pesawat yang sama dengan seseorang yang tidak perlu melalui hal itu," katanya kepada outlet tersebut.

Dua hari setelah CBC mempublikasikan laporannya, Menteri Transportasi Kanada, Pablo Rodriguez, menulis di X bahwa dia dan Menteri Inklusi Kanada telah memanggil maskapai tersebut untuk membahas insiden ini.




(sym/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads