Sebuah perusahaan mengadakan program traveling tanpa menggunakan HP. Namun, Anda yang ikut harus membayar cukup mahal. Emang ada yang mau?
Dilansir CNN, dikutip Senin (20/11/2023), sebuah perusahaan perjalanan yang berbasis di Amerika Serikat berharap ini akan menjadi pengalaman detoksifikasi yang bermanfaat. Sehingga mereka akan membayar mahal untuk itu.
FTLO Travel (For the Love of Travel), sebuah perusahaan yang ditujukan bagi para pelancong solo milenial, akan meluncurkan perjalanan tanpa ponsel pada bulan Februari 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan itu menawarkan kesempatan kepada orang-orang untuk meninggalkan gawai mereka dan menikmati pengalaman yang lebih mendalam dengan berinteraksi dengan penduduk setempat juga menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Para peserta akan melakukan perjalanan selama lima hari atau seminggu tanpa ponsel. Tidak ada email. Tidak ada Instagram. Tidak ada Google Maps. Tidak ada penerjemah.
"Kami berharap orang-orang akan menerima tantangan bepergian tanpa ponsel dan perjalanan tanpa perangkat akan menghasilkan pengalaman yang lebih kaya dan koneksi yang lebih dalam," kata pendiri dan CEO FTLO Travel, Tara Cappel.
"Di era digital saat ini, kita menjadi semakin bergantung pada ponsel pintar kita, dan hal ini berdampak negatif pada kesehatan mental," imbuh dia.
"Dengan menghilangkan gangguan ini, wisatawan dapat sepenuhnya terlibat dengan destinasi yang mereka kunjungi dan terhubung sepenuhnya dengan tempat yang mereka kunjungi," ujar dia.
Perjalanan tanpa ponsel dari FTLO Travel untuk kelompok yang terdiri dari 14 orang mulai dari USD 1.999 (Rp 31 juta) dan akan berlangsung di Italia (Roma dan Florence), Kuba (Havana), Portugal, Meksiko, Kosta Rika, dan Islandia.
Perjalanan yang lebih panjang selama tujuh hari adalah USD 3.200 (Rp 50 juta). Siapapun dapat bergabung dari mana saja, karena tiket pesawat tidak termasuk.
Meninggalkan ponsel pintar adalah aturan utamanya, kata Cappel. Peserta perjalanan yang membawa ponsel disarankan untuk meninggalkannya di bagasi atau menyimpannya di brankas hotel.
Mereka yang menyerah pada godaan digital dan ketahuan menggunakan ponsel berpotensi diminta untuk meninggalkan grup jika tindakan mereka berdampak pada pengalaman sesama.
Para tamu dianjurkan untuk membawa kamera digital untuk mengabadikan kenangan mereka.
Selama perjalanan tanpa ponsel, para peserta akan diberikan rencana perjalanan dan peta yang telah dicetak. Pemimpin perjalanan akan dilengkapi dengan ponsel untuk logistik yang digunakan untuk keadaan darurat.
(msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol