Kenapa Arab Saudi Melarang Jemaah Pakai Simbol Bela Palestina di Tanah Suci?

CNN Indonesia - detikTravel
Selasa, 21 Nov 2023 12:05 WIB
Foto: Ilustrasi Kakbah (Dadan Kuswaraharja/detikcom)
Mekkah -

Otoritas Arab Saudi baru-baru ini menahan sejumlah jemaah yang mengenakan syal keffiyeh, atau penutup kepala tradisional Palestina. Kenapa?

Tak hanya itu, mereka juga menahan beberapa jemaah yang kedapatan mendoakan rakyat Palestina di dua Kota Suci, yaitu Mekkah dan Madinah.

Dilansir dari Middle East Eye, seorang aktor dan presenter asal Inggris, Islah Abdur Rahman, mengaku ditangkap petugas keamanan Masjidil Haram Mekkah karena mengenakan keffiyeh, syal yang menjadi simbol perlawanan Palestina, saat tengah menunaikan ibadah umrah di Mekkah akhir Oktober lalu.

Seorang pria Aljazair juga membagikan pengalaman serupa di media sosial usai ditahan selama enam jam karena mendoakan rakyat Palestina di Masjid Nabawi Madinah.

Sejumlah jemaah lain, termasuk perempuan Indonesia, juga disebut ditahan karena mengenakan jilbab berbendera Palestina.

Kenapa Arab Saudi melarang jemaah memakai keffiyeh dan mendoakan Palestina di Tanah Suci?

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi mengatakan, tempat-tempat ibadah di Arab Saudi dibebaskan dari simbol-simbol politik, termasuk dukungan terhadap suatu bangsa, negara, maupun kelompok politik tertentu terkait konflik.

"Di Saudi itu tempat-tempat ibadah dibebaskan dari simbol-simbol politik termasuk di dalamnya dukungan terhadap suatu bangsa, negara, kelompok politik dan lain sebagainya. Maka dari itu yang terjadi di tanah suci, di Masjidil Haram ketika beribadah maka tidak diperbolehkan menggunakan simbol-simbol itu," kata Yon kepada CNNIndonesia.com, Jumat (17/11).

Yon menjelaskan, keffiyeh merupakan simbol yang menunjukkan perlawanan Palestina sehingga penggunaannya dilarang karena dianggap memberikan dukungan kepada Palestina.

Yon Machmudi juga mengatakan, aksi mendoakan rakyat Gaza secara lantang di depan khalayak sama saja dengan bentuk dukungan politis sehingga yang melakukannya di Masjid Nabawi bisa ditangkap oleh otoritas Arab Saudi.

Menurut Yon, larangan ini ditetapkan Arab Saudi karena negara Timur Tengah itu ingin menjamin agar Tanah Suci bebas dari berbagai macam simbol, kegiatan, serta hal-hal yang dirasa 'mengandung unsur-unsur politik'.

"Karena biar bagaimanapun ekspresi di publik itu sangat dibatasi, termasuk orang-orang yang berkumpul dalam jumlah sekitar lima orang begitu kan juga tidak diperbolehkan, apabila itu membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan politik, baik politik nasional maupun politik internasional, di mana Arab Saudi punya posisi berkaitan dengan apa yang terjadi di negara lain," ucap Yon.

Yon mengatakan biasanya mereka yang melanggar akan ditahan hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Lama waktu penahanan ini menurutnya tergantung pada serius tidaknya pelanggaran yang dilakukan.

"Apabila masalahnya tidak serius dan tidak ada hal-hal lain yang memberatkan biasanya setelah ditahan diperingatkan untuk tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari, setelah itu dibebaskan," ucapnya.

Sejak Israel melancarkan agresi di Jalur Gaza 7 Oktober lalu, publik di seluruh dunia banyak yang memberikan dukungan kepada Palestina. Dukungan itu diberikan dengan berbagai macam bentuk mulai dari demonstrasi hingga karya seni.

Pada 10 November lalu, kepala urusan agama Arab Saudi di Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais, menyarankan agar masyarakat tidak ikut campur atau terlibat dalam apa yang terjadi di Gaza.

Dia mengatakan jika ingin membela Palestina, masyarakat Arab bisa mendoakan mereka alih-alih melakukan kumpul-kumpul massa.

"Anda melihat apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina, apa lagi yang harus kita lakukan terhadap mereka selain mendoakan mereka," ujarnya.


------

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.



Simak Video "Video Arab Saudi Temani Indonesia ke Round 4, Australia Lolos Piala Dunia"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork