Warga lereng Gunung Merapi menangkap ratusan monyet. Apa penyebabnya?
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali menerima ratusan monyet ekor panjang hasil tangkapan warga di lereng Gunung Merapi. Monyet-monyet itu kemudian diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Penangkapan monyet ekor panjang oleh warga masih terus dilakukan. Hingga saat ini kami menerima dari warga sudah 200-an ekor dan kami serahkan ke BKSDA Jawa Tengah," kata Sekretaris DLH Boyolali, Suraji, kepada para wartawan, Selasa (21/11/2023).
Penangkapan monyet ekor panjang ini dilakukan warga di Desa Sangup, Kecamatan Tamansari. Lalu Desa Dragah, Sumur, dan Lanjaran. Hal ini karena populasi monyet ekor panjang yang banyak dan mengganggu tanaman pertanian warga. Bahkan juga masuk perkampungan penduduk.
Konflik satwa liar dengan warga di wilayah lereng Merapi sisi timur ini sudah berlangsung cukup lama. Yakni sejak tahun 2010 lalu atau usai erupsi Gunung Merapi.
Monyet yang turun gunung tak kembali naik. Bahkan populasinya semakin banyak dan terus turun ke wilayah bawah.
Dikatakan Suraji, penangkapan monyet ekor panjang masif dilakukan oleh warga sejak 11 September 2023. Awalnya, warga Desa Sangup membuat jebakan manual dari bilah bambu.
Kemudian, penangkapan juga dilakukan warga di Desa Dragan, Sumur, dan Lanjaran, yang merupakan wilayah di bawah Desa Sangup.
Jika sudah terkumpul beberapa ekor, tim DLH akan mengevakuasi dan menyerahkan ke BKSDA.
"Hasil tangkapan monyet ekor panjang paling banyak dari Desa Dragan dan Sangup. Warganya bergotong royong dan masif," imbuh dia.
Terkait populasi monyet ekor panjang, kata dia, sulit memperkirakan karena tidak punya ilmunya. Namun diperkirakan mencapai ribuan.
Baca artikel selengkapnya di detikJateng
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba