Bukan museum biasa, Samsara Living Museum tidak hanya menawarkan destinasi wisata. Museum di Karangasem, Bali itu membantu warga lokal dalam mengelola produk usaha.
Bali timur, tepatnya di Kabupaten Karangasem tak pernah kehabisan destinasi wisata unik dan sip untuk mengisi waktu liburan traveler. Tersembunyi di tengah Desa Jungutan, Samsara Living Museum adalah salah satu destinasi wajib jika berkunjung ke Karangasem.
Samsara Living Museum mempersembahkan suatu konsep yang merekonstruksi siklus kelahiran dan kematian manusia Bali yang dibingkai melalui ritual. Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya Bali ,khususnya dalam siklus hidup manusia
Namun, tak hanya menawarkan destinasi dan pengalaman wisata, ternyata Samsara Living Museum juga mengambil peran sebagai motor penggerak usaha lokal, khususnya di Desa Jungutan.
Bagus Wisnawa, bagian operasional Samsara Living Museum, menyebut Samsara Living Museum membantu usaha-usaha lokal dari warga Desa Jungutan. Ia mengatakan Samsara berperan sebagai show room dan membantu mengemas produk usaha warga.
"Di sini sebagai sebuah showcase, sebagai tempat pemajangan dan pengemasan. Masyarakat punya produk, kemudian kami bantu kemas sesuai standar. Misal dari segi pengawetan, looknya juga bagus," kata Bagus Wisnawa.
Tak hanya satu atau dua produk saja, Samsara Living Museum sudah membantu lebih dari 10 produk warga desa.
"Kalau yang sekarang sudah bantu produk seperti minyak kelapa, VCO, gula merah, merica, arak, garam, kopi, dan beberapa kerajinan seperti capit, pengikihan, serta keranjang," ujar Bagus Wisnawa.
Bagus Wisnawa menjelaskan bahwa Samsara Living Museum juga membantu memasarkan produk usaha warga baik di destinasi wisata museum maupun ke luar destinasi wisata. Produk warga akan dipajang di dapur dengan kemasan yang menarik.
"Jadi di sini memajang apapun produk warga. Dipajangnya di dapur. Pengunjung bisa langsung beli. Kalau ada peluang kami juga bantu memasarkan ke Denpasar. Beberapa di Jakarta, arak sudah dipasarkan ke Jakarta," kata Bagus Wisnawa.
Sebelum memutuskan membantu produk usaha warga, Bagus Wisnawa akan melakukan beberapa langkah penting. Mulai dari menilai kesungguhan produk, hasil karya, dan harga produk.
"Pertama, akan kami lihat kesungguhan produknya. Kedua, hasil karyanya bagaimana dan dia sudah menjualnya kemana. Ketiga, dari segi harga. Di sini kami relatif menjual lebih mahal dibanding harga standarnya," kata Bagus Wisnawa.
Sejauh ini, Samsara Living Museum baru membantu usaha-usaha milik warga lokal saja. "Sejauh ini masyarakat yang dekat di sini, komunitas kami saja. Ada sih itu garam, karena kami tidak punya laut di sini beberapa teman yang menitip dari Seraya dan Amed. Itu sebuah upaya untuk memperkaya produk kami di sini," ujar Bagus Wisnawa.
Wah sangat menarik ya museum yang satu ini. Bagi traveler yang berkunjung ke Samsara Living Museum jangan lupa membeli produk usaha warga lokal ya!
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan