Perang Israel dan Palestina, Tur Holy Land Tak Bisa Jalan, Operator Gigit Jari

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perang Israel dan Palestina, Tur Holy Land Tak Bisa Jalan, Operator Gigit Jari

bonauli - detikTravel
Senin, 27 Nov 2023 14:15 WIB
Suasana ibadah umat Yahudi di Tembok Ratapan
Tembok Ratapan (Erwin Dariyanto/detikcom)
Jakarta -

Perang Israel dan Palestina membawa dampak signifikan terhadap banyak industri, termasuk pariwisata Israel. Operator tur di Indonesia sampai merugi.

Sejak perang meletus pada 7 Oktober, situasi di Israel dan Palestina amat mengerikan. Suasana di Israel dan Palestina tidak ubahnya tempat penjagalan manusia.

Sejumlah maskapai kemudian menyetop penerbangan. Wilayah udara, termasuk rute Great Circle melalui Siberia, pintu gerbang populer antar benua, juga ditutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak perang itu berdampak langsung kepada operator tur di Indonesia. Salah satunya, paket tur Holy Land atau perjalanan suci ke Israel, yang merupakan salah satu kegiatan wisata yang diminati umat Kristen, kini tidak bisa dilakukan lagi.

"Paket wisata Holy Land rata-rata ada yang keluar-masuk Tel Aviv atau masuk lewat Amman keluar di Kairo, Mesir. Untuk rute Tel Aviv, semua refundable full, tapi untuk Amman/Kairo rata-rata diberi tenggat waktu untuk reschedule," kata Pauline Suharno, Ketua DPP ASTINDO (Asosiasi Travel Agent Indonesia) kepada detikTravel.

ADVERTISEMENT

Pauline menjelaskan bahwa agen travel yang menawarkan holy land tour memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam merespons situasi tidak kondusif di Israel dan Palestina. Jika traveler sudah deposit, umumnya bisa digunakan untuk trip selanjutnya.

"Yang hangus dan non refund adalah pengurusan visa," kata dia.

Bicara soal kerugian, Pauline memberikan gambaran pahit yang dirasakan oleh operator tur. Ia berkata bahwa apa pun yang dijadwalkan ulang pasti rugi.

"Rugi dari segi waktu, tenaga travel agent kan sudah melakukan persiapan. Sudah effort jualan, kerugian moral lebih banyak," kata dia.

Penjualan paket tur wisata memerlukan biaya marketing dan layanan konsultasi. Semua persiapan jadi sia-sia karena tidak jadi berangkat sesuai jadwal.

Kebanyakan peserta tur Indonesia memilih untuk refund atau pengembalian dana. Pauline menambahkan bahwa kejadian ini membuat peserta tur tak mau dikenakan biaya charges.

"Kalau bisa refund pasti mereka memilih refund, tapi kami arahkan sebisa mungkin untuk reschedule kira-kira di bulan Maret," ujar dia.

Paket tur Holy Land memakan biaya mulai dari Rp 37 jutaan untuk perjalanan 9 hari ke Yerusalem saja. Sementara itu untuk perjalanan Yerusalem-Mesir selama 8 hari mulai dari Rp 43 jutaan.

"Kerugiannya mungkin 1/4 dari biaya tur itu. Travel agent gigit jari," kata dia.

Tur Holy Land biasanya terdiri dari 3-100 peserta. Ini mengapa kerugian di bidang persiapan jadi yang paling terjun payung.

"Sejauh ini belum ada peserta tur yang ribut-ribut ngotot. Kebanyakan pasrah karena mereka tahu ini akibat perang," ujar dia.




(bnl/fem)

Hide Ads