Menparekraf Sandiaga Uno menyebut pada tahun 2024, sektor pariwisata Indonesia diprediksi akan cerah, meski ada banyak tantangan yang menghadang.
Hal itu disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno dalam acara Indonesia Tourism Outlook 2024 bertajuk 'Peluang dan Tantangan Investasi untuk Pariwisata Berkelanjutan' yang digelar oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf).
"Capaian kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) ke Indonesia tahun ini sekitar 11 juta, atau di atas target 8,5 juta. Pada 2024, kita menargetkan 14 juta kunjungan wisman. Kita optimistis di 2025, sektor pariwisata akan pulih seperti semula," ujar Sandiaga di Hotel AOne Jakarta, Selasa (28/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencapai target 14 juta kunjungan wisman, menurut Sandiaga tentu tidak akan mudah, karena dihadapkan dengan sejumlah tantangan, terutama situasi geopolitik dunia yang tidak menentu.
Namun dia melihat ada pertanda baik di tahun 2024 yang akan datang, terutama membaiknya perekonomian di wilayah Asia Tenggara yang relatif menguat selama 2023 dan didorong dengan peningkatan kunjungan wisatawan yang menunjukkan tren positif.
"Itu menjadi kabar baik yang akan berdampak terhadap meningkatnya perjalanan wisatawan di kawasan Asia-Pasific, termasuk ke Indonesia. Hal itu terlihat pariwisata Indonesia tahun ini mengalami percepatan kebangkitan. Kita semula menetapkan target kunjungan 7,6 juta wisman, kemudian dinaikkan menjadi 8,5 juta, dan tahun ini kita akan memperoleh 11 juta kunjungan wisman," jelas Sandiaga.
Sandiaga juga menilai, perekonomian Indonesia mempunyai pertumbuhan yang baik, sehingga diharapkan akan mendorong daya beli masyarakat, serta meningkatkan perjalanan di dalam negeri yang ditargetkan sebesar 1,2 hingga 1,4 miliar perjalanan di tahun 2024.
"Meskipun perekonomian global diproyeksikan akan terjadi perlambatan, namun tren pertumbuhan perekonomian nasional diprediksi masih akan terus kuat di 2024, mencapai 5 persen. Angka tersebut cukup tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan perekonomian negara-negara kuat seperti Tiongkok dan Amerika Serikat," pungkasnya.
Sementara itu, Director of Check-In Asia, Gary Bowerman mengatakan, Indonesia harus mulai menaruh perhatian besar terhadap pasar Tiongkok dan India. Kedua negara tersebut diperkirakan akan menjadi pasar dengan pertumbuhan tertinggi di tahun depan.
"Bagaimana menemukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik minat wisatawan China dari berwisata hanya di dalam negeri, menuju pasar di Asia Tenggara, terutama Indonesia," saran Gary.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol