Pneumonia Muncul di China, RI Tidak Berlakukan Travel Ban

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pneumonia Muncul di China, RI Tidak Berlakukan Travel Ban

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 30 Nov 2023 10:05 WIB
Penumpang melintasi garbarata saat menaiki pesawat di Bandara Soekarno Hatta , Tangerang, Banten, Kamis  (23/11/2023). PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) mencatat jumlah penumpang pesawat naik secara signifikan sepanjang Januari-September 2023 dengan total penumpang sebanyak 110,57 juta orang yaitu tumbuh 36,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nym.
Ilustrasi bandara (Yulius Satria Wijaya/Antara)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI tidak memberlakukan travel ban atau larangan bepergian kendati muncul wabah pneumonia misterius di China dan Belanda. Berikut saran perjalanan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan kepastian itu diputuskan berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita enggak ada travel ban, tapi perlu meningkatkan kewaspadaan pada penumpang yang ada gejala batuk, demam. Jadi kalau ditanya apa perlu karantina? Tidak ada," kata Imran dalam konferensi pers bersama Kemenkes, Rabu (29/11/2023) dan dikutip Kamis (30/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibandingkan dengan COVID-19, Imran menegaskan fatalitas mycoplasma pneumonia relatif lebih rendah. Terlihat dari tren yang terjadi sebelum pandemi COVID-19 merebak.

Meski begitu, pemerintah mempersiapkan seluruh laboratorium, fasilitas kesehatan, untuk juga mewaspadai kemungkinan lonjakan serupa. Masyarakat diimbau untuk selalu menjalani pola hidup bersih dan sehat, sebisa mungkin melakukan isolasi mandiri saat sakit atau mengalami gejala.

ADVERTISEMENT

Ya, China melaporkan peningkatan kasus infeksi Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023. Sebanyak 3/4 kasus didiagnosis sebagai infeksi Mycoplasma. Sementara itu, penyebab lain yang terdeteksi antara lain influenza, SARS-CoV-2, RSV, Adenovirus, dan lain-lain.

Selanjutnya, lewat publikasi di ProMed pada 22 November 2023, WHO mendeteksi sinyal undiagnosed pneumonia pada anak.

Tak hanya China, kasus pneumonia misterius juga menjangkiti anak-anak di Belanda. Pekan ini, Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL) melaporkan 80 dari setiap 100 ribu anak usia 5-14 mengalami pneumonia minggu lalu.

Menurut NIVEL, insiden itu merupakan wabah pneumonia terbesar yang pernah dilaporkan selama beberapa tahun terakhir.

Melihat peningkatan kasus di China dan Belanda itu, WHO merekomendasikan agar masyarakat mengikuti langkah untuk mengurangi risiko penyakit pernapasan.

1. Rekomendasi vaksin untuk melawan influenza, Covid-19, dan patogen pernapasan lain jika diperlukan.

2. Menjaga jarak dengan orang sakit.

3. Menjalani rawat jalan di rumah sakit.

4. Tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan.

5. Memakai masker dengan benar.

6. Memastikan ventilasi baik.

7. Mempraktikkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), termasuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

8. Segera ke fasilitas layanan kesehatan jika ada tanda gejala batuk dan atau kesulitan bernapas disertai demam.




(fem/fem)

Hide Ads