Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno akan membenahi sertifikasi promotor konser. Hal ini bertujuan menjaga kualitas promotor dan menjamin kepuasan penonton.
Indonesia saat ini menjadi destinasi populer untuk konser. Baik musisi dalam negeri maupun luar negeri berbondong-bondong menggelar konser di Indonesia setelah COVID-19 mereda.
Sayangnya, sejumlah masalah muncul dari penyelenggaraan konser di Indonesia. Mulai dari harga tiket yang kelewat mahal, praktik percaloan, hingga ketertiban dan keamanan menjadi catatan untuk acara musik di negeri ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menangkap keresahan masyarakat, Sandiaga mengusulkan untuk memperbaiki sertifikasi promotor di Indonesia. Dalam wawancara bersama detikcom, Sandiaga mengatakan perlu ada revisi dari aturan konser yang selama ini berlaku.
"Sertifikasi promotor atau standar SDM promotor ini sudah ada sejak 2011 dan sudah ada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), nomornya 285 tahun 2011. Nah ini setiap 5 tahun dikaji ulang. Dan memang setelah lebih dari 20 tahun semenjak konser ini semakin marak dan lebih dari 12 tahun setelah SKKNI ini diterbitkan, kita perlu suatu pendekatan baru, revisi baru," kata Sandiaga.
Menurutnya, sertifikasi promotor yang baru harus lebih berkualitas, berkelanjutan dari segi lingkungan, dan berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan Kemenparekraf bertugas untuk menciptakan ekosistem perkonseran yang lebih baik dan meningkat.
"Karena ini (konser) kontribusinya terhadap ekonomi sangat besar. Nah ini yang harus kita jaga ekosistem maupun refleksi dan narasi dari konser-konser yang dilakukan di Indonesia itu semakin berkualitas, semakin banyak masyarakat yang mengapresiasi, sehingga nanti bukan hanya band-band dari luar negeri tapi dalam negeri juga meningkat," ujarnya.
Dengan adanya sertifikasi ini, Sandiaga berpendapat, artis nasional dan internasional juga dapat semakin percaya dengan kapasitas Indonesia dalam menggelar konser. Tentunya, dengan jaminan konser itu aman dan nyaman, baik artis maupun penonton dapat terpuaskan.
"Kita sudah ngomong sama industri, bagaimana nih ada sertifikasi yang bisa kita tawarkan, sehingga band-band nanti juga manajemen dari artis internasional maupun nasional bisa melihat, 'oh kualitasnya nih sudah bagus.' Nah ini nanti industri dan asosiasi kita bilang jangan perintah aja. Ikut chip in dan membentuk sertifikasi profesi," kata dia.
"Akhirnya semua bisa terlibat dalam sebuah wadah untuk meningkatkan kualitas dari penyelenggara event. Dan Ini semuanya bisa kita tingkatkan kalau semuanya memiliki kesadaran untuk berbenah dan jangan saling menyalahkan," ia menambahkan.
Selain sertifikasi, Sandiaga juga mengatakan perizinan konser bakal dibuat digital. Dengan begitu, proses dapat lebih cepat dan transparan.
"Perizinan juga akan kita buat secara digital. Kita akan standar pemerintahan berbasis elektronik ini, salah satunya adalah bagaimana perizinan-perizinan event-event ke depan ini semuanya berbasis digital, termasuk untuk penyediaan keamanan yang melibatkan kepolisian. Ini nanti juga ada standar dari Kementerian Keuangan, berapa jumlah personel, berapa bayarannya, sehingga semuanya transparan dan tidak akan membebani promotor," ujar dia.
Kemudian, Sandiaga juga menyoroti kesiapan venue untuk konser. Venue juga termasuk dalam unsur sertifikasi di mana saat ini sudah ada 7 venue konser yang dapat dipilih untuk penyelenggaraan konser.
"Sekarang ada 7 venue yang dipilih. Awal sebagai pilot ada GBK, JCC, JIEXPO, Ancol Beach City, ICE BSD, Community Park di PIK 2, dan Taman Mini," kata Sandiaga.
Sementara itu untuk JIS, Sandiaga mengatakan bahwa proses sertifikasi masih berjalan.
"JIS juga kita akan tambahkan dan kita sudah uji coba mulai tanggal 9 November 2023. Sekarang kita lagi menampung dari industri, dari para pengguna peluncuran sistem ini apalagi yang harus diperbaiki sampai nanti akhir tahun kita harapkan begitu sudah mendapatkan masukan, kita akan ajukan ke Bapak Presiden untuk diluncurkan secara resmi," kata dia.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan