Damri di Pulau Papua pernah dibayar jasanya dengan cabai hingga ikan. Berapa banyak sih penumpang di sana?
Dirut Damri, Setia N Milatia Moemin, menyebut penumpang di kawasan itu sangat minim. Salah satu kendala soal transportasi berbayar.
"Tingkat keterisian tidak mudah karena kami dari distrik ke distrik. Kadang-kadang satu distrik sudah termasuk bayi itu paling banyak 70-100 orang," kata dia dalam diskusi Institut Studi Transportasi (INSTRAN) di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
"Padahal, kami juga harus dapat uang dari tiket. Karena tidak semua disubsidi kan," dia menambahkan.
Ya, Damri yang beroperasi di Papua merupakan angkutan perintis dan penumpang tetap harus membayar tiket dengan nominal tertentu. Saat ini, pemerintah masih mensubsidi harga tiket di kawasan itu hingga 70%.
Milatia menyebut bahwa jumlah penduduk yang sedikit juga menjadi kendala utama dalam mendapatkan penumpang.
"Jadi subsidi yang kami dapat, PSO yang kami dapat walaupun itu daerah terisolir itu kami harus mendapatkan uang dari 30% tiket," kata dia.
"Tapi kalau 100 orang termasuk bayi dan nenek-nenek, itu satu harus angkut 30 orang dalam satu kali jalan kan tidak mudah. Karena orangnya hanya 100. Itu jauh sekali dengan perkotaan," dia menambahkan.
Milatia juga menyebut Damri, sebagai angkutan barang tidak bisa beroperasi sambung-menyambung dari Jayapura ke Merauke, sebab jalan tidak tersedia. Jadi, Damri harus mengangkut barang lewat kapal Pelni dan memutar. Itu membuat biaya membengkak.
"Di mana kapal ini jalurnya harus ke Surabaya dulu baru ke Merauke. Jadi kami harus bayar dobel untuk transportnya. Itu tidak termasuk BOK juga," katanya.
"Sekarang terus terang kami panik diperiksa, terkait subsidi silang, penghasilan 86% itu untuk mendukung supaya layanan di daerah tetap berjalan kami agak takut ngeluarinnya," ujar Milatia.
"Yang paling sulit lagi adalah bagaimana kami bisa fit in dalam layanan operasi ini. Tapi alhamdulillah, BOK-nya sudah dinaikkan," kata dia lagi.
Terakhir, Milatia dan timnya berusaha agar warga di tempat terisolir itu agar tidak terputus transportasinya, terutama untuk menempuh pendidikan.
"Karena sekolah tidak ada di semua desa, sekolah hanya ada di pusat distrik. Jadi tiap pagi itu kami juga menjemput ke desa ke desa, kadang-kadang nggak ada di jalur," ujar dia.
Simak Video "Video: Ini Tampang Pengemudi Fortuner yang Tusuk Pegawai Damri di Lampung"
(msl/fem)