Kebaya hitam yang dikenakan Dasiyah atau Jeng Yah yang diperankan Dian Sastrowardoyo di series Gadis Kretek rupanya memiliki makna filosofis. Begini penjelasannya.
Kebaya itu bernama Janggan Hitam yang berasal dari Yogyakarta. Nama itu berasal dari bahasa Jawa yakni jangga atau jonggo yang berarti leher.
Mengutip Journal of Social Research UI berjudul Kajian Etnolinguistik Busana Kebaya Janggan Hitam Khas Kraton Yogyakarta oleh Mia Daniar dan Widhyasmaramurti, kata jangga tersebut kemudian mendapatkan afiksasi berupa sufiks. Sufiks merupakan imbuhan yang terletak di akhir kata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sufiks yang melekat pada nama kebaya ini adalah -an sehingga namanya menjadi jangga-an atau janggan. Setelah berubah menjadi kata janggan, maka maknanya pun turut berubah menjadi sesuatu yang menutupi leher.
Kata hitam sendiri merujuk pada warna kebaya ini. Menurut aturan yang berlaku di Keraton Jogja, kebaya janggan hitam harus berwarna hitam polos ataupun bermotif kembang batu. Bahan yang dilarang untuk membuat kebaya ini adalah brokat.
Baca juga: 10 Destinasi Wisata Gadis Kretek |
Mengenai pemakaiannya, rupaya kebaya janggan hitam ini merupakan busana abdi dalem estri (perempuan) Keraton Jogja. Abdi dalem estri yang boleh memakai kebaya ini adalah Abdi Dalem Keparak, Wiyaga Putri, Pesinden, dan Abdi Dalem Punakawan.
Namun, kebaya janggan hitam tidak boleh digunakan oleh Abdi Dalem Keparak dengan pangkat jajar atau magang meski sedang ada acara seperti Hajad Dalem Ngabekten. Busana ini dikenakan untuk acara tertentu seperti Hajad Dalem atau Caos Bekti.
Mengutip sumber yang sama, kebaya janggan hitam memiliki 21 kancing yang terdiri dari 6 kancing terletak di leher dengan pola sejajar tiga kancing dua baris, 2 kancing di bagian dada, 3 kancing di bagian depan (posisi tersembunyi), dan 5 kancing yang masing-masing terletak di pergelangan tangan kanan dan kiri serta posisinya terbuka.
Sebelum mengenakan kebaya janggan hitam, pemakainya wajib mengenakan semekan terlebih dahulu. Semekan adalah kain yang menutupi bagian perut hingga dada dan dililitkan dari arah kiri ke kanan di bawah ketiak hingga atas pinggul.
Sementara itu, pada bagian bawah digunakan jarik yang dililitkan dari kiri ke kanan atau bagian kanan di dalam dan kiri di luar. Ujung jarik kemudian diwiru dengan jumlah ganjil, misalnya 5, 7, dan 9.
Jarik tersebut kemudian dikencangkan dengan stagen (semacam kain yang berfungsi sebagai pengikat seperti ikat pinggang). Kain tenun tebal ini biasanya memiliki panjang antara dua hingga empat meter. Jika kebaya janggan hitam telah dikenakan, stagen dan semekan tidak akan terlihat lantaran tertutupi.
Berita selengkapnya baca di detikJogja.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum