Kisah Burung Perkutut yang Konon Jelmaan Pangeran Pajajaran

Nur Umar Akashi - detikTravel
Senin, 04 Des 2023 13:35 WIB
Foto: Ilustrasi burung perkutut (Kehati Jogja)
Yogyakarta -

Burung perkutut kerap jadi hewan kesayangan bagi sebagian traveler. Bicara perkutut, teringat kisah Jaka Mangu, burung perkutut yang konon jelmaan pangeran.

Kisah tentang Jaka Mangu, burung perkutut peliharaan Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit tersebut, diabadikan dalam cerita rakyat asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Raja Brawijaya V merupakan raja terakhir Majapahit. Sang Raja memiliki kegemaran untuk memelihara berbagai tipe burung. Salah satu yang jadi kesayangan sang raja adalah Jaka Mangu.

Sebagaimana burung perkutut lain, Jaka Mangu juga sering bernyanyi dengan bunyi "hur ketekuk kuk kuk kuk" yang khas. Suatu hari, perkutut kesayangan raja itu pergi meninggalkan sangkarnya.

Hal itu membuat Raja Brawijaya V gundah nan sedih. Sebulan lebih burung tersebut tidak nampak lagi. Sang Raja memerintahkan para prajuritnya untuk mencarinya, tetapi hasilnya masih nihil. Kegelisahannya bahkan membuat pemimpin Keraton Majapahit tersebut sulit tidur.

Suatu malam, Raja Brawijaya V mendengar suara yang memerintahkannya untuk pergi ke arah barat. Sang Raja percaya bahwa suara tersebut berasal dari perkutut kesayangannya, Jaka Mangu.

Esoknya, ia pergi dengan hanya ditemani Si Belang, anjing miliknya. Raja besar itu memilih untuk menyamar menjadi rakyat biasa dan berganti nama menjadi Ki Dipanala.

Kisah Ki Ageng Paker

Di tempat lain, hiduplah Ki Ageng Paker bersama istri dan anak-anaknya. Nama aslinya adalah Ki Wangsayuda. Ia adalah seorang tokoh agama yang begitu gemar membantu masyarakat di sekitarnya.

Kemampuan Ki Ageng Paker untuk mengobati berbagai penyakit masyarakat membuatnya begitu dihormati. Istimewanya, ia melakukan aktivitas itu meskipun dalam keadaan buta!

Suatu hari, tatkala sedang bercengkerama dengan keluarganya, Ki Ageng Paker mendengar kicauan burung perkutut. Ia kemudian naik pohon untuk menangkapnya.

Usut punya usut, burung tersebut adalah Jaka Mangu. Jaka Mangu kemudian dipelihara oleh Ki Ageng Paker. Nyanyiannya yang merdu menemaninya setiap hari.

Tanpa terasa, kehadirannya di keluarga sang tokoh agama membawa perubahan besar. Tiba-tiba, pada suatu pagi, mata Ki Ageng Paker dapat melihat lagi. Ia begitu bersyukur dan kisahnya kemudian tersebar ke berbagai tempat.

Raja Brawijaya V Bertemu Ki Ageng Paker

Perjalanan Ki Dipanala alias Raja Brawijaya V sampai di suatu tempat dekat Laut Selatan. Lambat laun, ia mendengar suara merdu burung perkutut. Ia beringsut-ingsut mendekatinya dan menyadari bahwa asal suara tersebut adalah Jaka Mangu, burung kesayangannya.

Burung tersebut ada di halaman kediaman Ki Ageng Paker. Setelah bertemu empunya rumah, Prabu Brawijaya V menceritakan tentang Jaka Mangu, burung miliknya yang hilang. Ia juga menawar untuk membeli perkutut bersuara indah miliknya itu. Namun, Ki Ageng Paker menolak dengan lembut penawaran tersebut.

Karena belum menemui kesepakatan, Ki Dipanala kemudian pamit undur diri. Meski begitu, Ki Ageng Paker mempersilakan dia untuk mengunjungi rumahnya kapan saja.

Ki Dipanala pun sering bolak-balik mengunjungi rumah Ki Ageng Paker. Setiap kali ia datang, Jaka Mangu akan menyambutnya dengan nyanyian riang. Burung berbulu indah itu tampak senang tiap kali Ki Dipanala datang.

Suatu ketika, Ki Ageng Paker menyadari hal itu dan kemudian menyerahkan perkutut tersebut kepada Ki Dipanala. Ia yakin bahwa sejatinya Jaka Mangu adalah kepunyaan pengembara dari antah-berantah itu.

Ki Dipanala mengucapkan terima kasih karena perkutut kesayangannya telah dikembalikan. Anjingnya pun turut diberikan kepada Ki Ageng Paker sebagai simbol persaudaraan antar keduanya. Ia menawarkan kepada Ki Ageng Paker untuk menemuinya di Majapahit.

Beberapa pekan kemudian, datanglah rombongan prajurit Majapahit. Mereka datang untuk menghantarkan hadiah dari Raja Brawijaya V alias Ki Dipanala. Ki Ageng Paker kaget bukan kepalang mengetahui bahwa pengembara yang tempo hari meminta perkutut miliknya adalah seorang raja.

Hadiah tersebut berisikan emas dan permata dalam jumlah banyak. Kehidupan Ki Ageng Paker pun menjadi lebih sejahtera. Itulah kisah Jaka Mangu, burung perkutut milik Raja Brawijaya V yang konon merupakan jelmaan Pangeran Pajajaran.


-----

Artikel ini telah naik di detikJogja.



Simak Video "Video: Pulau Burung, Dataran yang Hilang Kini Muncul Kembali"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork