Erupsi Gunung Marapi pada akhir pekan lalu menyisakan duka. Banyak pendaki yang tewas dan hingga kini masih dalam proses evakuasi.
Ketua Forum Tri Arga (Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikat) Doles menyebut bahwa tidak ada tanda mencolok saat gunung itu erupsi. Karena, hanya ada suara gemuruh yang menyerupai tanda akan hujan menjelang erupsi gunung di perbatasan Kabupaten Agam dan Bukittinggi, Sumatera Barat itu.
"Kejadiannnya nggak ada tanda-tandanya. Langsung aja gemuruh kayak geluduk. Masyarakat menyangkanya itu kayak geluduk biasa aja kayak mau hujan," kata Doles kepada detikTravel, Selasa (5/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian itu juga tak terlalu diperhatikan oleh warga lokal. Apalagi berpikir akan ada banyak korban di atas gunung.
"Kebetulan di daerah sini lagi berawan. Disangkanya geluduk aja. Nggak tahunya geluduknya beda. Itu seperti orang bongkar batu dari truk. Kaget pada keluar semuanya," kata dia.
Baca juga: Pendaki Tewas di Gunung Marapi 13 Orang |
Doles menyebut bahwa hanya sebagian warga yang merasakan gempa yang juga tidak terlalu besar itu. Karena, tiada guncangan berarti dan rumah pun hanya bergetar dalam skala kecil.
"Ada gempa juga dikit tapi nggak kayak gempa biasa. Di tanah nggak berasa guncangan gempa, cuma rumahnya getar," kata dia.
Erupsi Gunung Marapi kali ini tidak seperti letusan pada enam tahun yang lalu. Perbandingan utamanya yakni tiada hewan yang turun gunung.
"Kalau dipikir-pikir itu tanda-tandanya itu di luar kebiasaan. Contoh, pada 2017 itu binatang pada turun. Orang di kampung ini ketemu rusa dan ada saja yang aneh-aneh. Langsung orang tua bisa merasa menggambarkan kayaknya ini mau ada kejadian," dia menjelaskan.
"Kalau di kampung-kampung itu biasanya, minimal sejam sebelum ada gempa ayam-ayam berkotek ramai. Kalau ada sapi, di kandangnya mereka bersuara. Sekarang nggak ada tanda-tanda sama sekali. Langsung aja gitu," ujar Doles.
Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menyebut Gunung Marapi berstatus Waspada dan merekomendasikan larangan mendekati kawah hingga radius 3 kilometer. Status itu ditetapkan sejak 2011.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!