Bromo memiliki hamparan rumput hijau yang luas. Beberapa waktu lalu savana ini hangus terbakar dan kini telah kembali menghijau.
Tragedi terbakarnya Bromo terjadi pada 6-15 September 2023. Penyebabnya adalah ulah wisatawan yang abai dan menyalakan flare di kawasan savana sehingga membuat rerumputan di sana hangus terbakar.
Masyarakat dibuat geram oleh kejadian tersebut. Lantaran lahan seluas 989 hektare mesti terbakar dan mengakibatkan kerugian miliaran rupiah.
Beruntungnya, tak berselang lama, musim penghujan tiba. Sehingga membuat kawasan ini dibasahi air hujan dan membuat tumbuhan-tumbuhan baru mulai tumbuh dan menghijaukan kembali kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Sebulan setelahnya, sekitar bulan Oktober kawasan ini telah kembali menghijau. Penasaran dengan panorama hijaunya Bromo, detikcom pun menyempatkan berkunjung pada Kamis (7/12/2023).
Terlihat memang hamparan padang rumput di kawasan Bromo sedang segar-segarnya. Warna hijau menyelimuti hingga punggung perbukitan yang ada di sana. Suasana di sana mirip seperti hamparan rerumputan di Selandia Baru. Keindahan tersebut diakui juga oleh Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS), Septi Eka Wardhani.
"Jadi pasca kebakaran kemarin memang saat ini Bromo terutama di sekitar savana yang kemarin terbakar, sudah kembali menghijau, karena sudah mulai hujan juga di sana meskipun kemarin sebelum hujan juga sudah mulai tumbuh ya tunas-tunasnya karena dibentuk oleh embun. Nah, kalau misalkan pengunjung masuk ke sana sekarang sudah melihat seperti hamparan karpet yang menghijau, dah indah sekali pokoknya," ujar Septi saat ditemui detikcom di kantor BBTNBTS, Kamis (7/12/2023).
Hamparan rumput hijau di Bromo ini juga telah menarik perhatian wisatawan. Dalam amatan kami saat di lokasi, terlihat wisatawan telah membanjiri kawasan ini. Baik ketika dini hari di kawasan sunrise spot, maupun pagi hari di sekitar kawah dan padang savana. Bahkan, tak hanya wisatawan lokal saja yang berkunjung, terlihat turis dari negara lain seperti Eropa dan China juga ramai berkunjung.
Di sisi lain, memang masih tersisa sedikit area yang menyimpan rumput yang berwarna tidak terlalu segar. Itu disebut sebagai bagian yang selamat dari kebakaran. Sedangkan yang hijau adalah rerumputan muda yang baru tumbuh setelah terjadinya kebakaran.
Kejadian tersebut mungkin menjadi tanda tanya bagi sebagian pihak. Mengapa Bromo yang baru saja mengalami kebakaran hebat, tetapi langsung dapat pulih dan menyuguhkan pemandangan yang menawan.
Itu dijelaskan karena proses suksesi alami. Mengutip website ksdae.menlhk.go.id, Selasa (12/12/2023), suksesi alami adalah proses perubahan struktur spesies tumbuhan secara bertahap dan teratur dalam suatu komunitas ekologi dari waktu ke waktu menuju satu arah keseimbangan klimaks. Jika diartikan secara sederhana, kawasan di TNBTS berusaha mencari keseimbangan untuk pemulihan fungsi ekologis.
"Untuk kawasan yang kemarin terbakar itu ada yang berupa savana, yang di sana ada semak-semak dan pandang rumput, kemudian ada juga hutan kering. Nah, untuk yang misal parah yang terdiri dari vegetasi tumbuhan bawah, ada rumput, kemudian ada semak-semak, itu memang cenderung mudah sekali untuk recovery-nya," ujar Septi.
"Namanya pakai suksesi alami, jadi tanpa ada perlakuan penanaman kembali itu sudah tumbuh dengan sendirinya dengan bantuan embun, kemudian hujan itu sudah recovery sendiri, itu namanya suksesi alami," lanjutnya.
Simak Video "Video Truk TNI Diduga Bermuatan Amunisi Terbakar di Tol Gempol"
(wkn/pin)