Panorama Bromo setelah terbakar kembali menghijau dengan indah. Ada yang berpendapat ini adalah berkah dari kebakaran, namun begini kata Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS).
Kawasan Bromo dilalap api pada 6-15 September 2023. Kejadian tersebut akibat prewedding konyol calon pengantin. Mereka berfoto saat rumput di padang sabana kering kerontang dengan menyalakan falre. Percikan api flare menyambar rerumputan di sekitar padang savana Bukit Teletubbies di Bromo.
Kini, panorama Bromo telah kembali menghijau dan menarik perhatian wisatawan. Munculnya rumput hijau tersebut adalah karena adanya rumput baru yang tumbuh setelah rumput-rumput sebelumnya terbakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah pendapat mengaitkan rumput hijau nan subur tersebut merupakan berkah dari kebakaran itu. Namun, BBTNBTS berusaha meluruskannya. Mereka menyebut bahwa sebenarnya panorama Bromo juga akan kembali menghijau tanpa adanya kebakaran.
"Ya, jadi tanpa ada kebakaran pun nanti ke depan Bromo juga hijau lagi. Karena, kemarin dia tuh mengering karena musim kemarau," kata Kepala Bagian Tata Usaha BBTNBTS, Septi Eka Wardhani, saat ditemui detikcom di kantor BBTNBTS, Kamis (7/12/2023).
"Nah, ketika musim hujan, tumbuhan yang kering pun dia akan kembali hijau tapi memang butuh waktu, tidak secepat ketika terbakar. Karena memang ketika terbakar dia akan lebih cepat untuk kembali menjadi hijau tapi bukan berarti kita mengharapkan kebakar kemudian nanti untuk menjadi hijau gitu ya," dia menjelaskan.
Pemikiran adanya kebakaran menjadi berkah sebaiknya patut dihindari. Hal tersebut dijelaskan Septi karena terdapat hal-hal lain yang mungkin tidak diinginkan, di sisi dampak dari keindahan yang muncul sekarang. Misalnya saja, perihal ekosistem yang rusak, atau ada ekosistem baru yang tidak dikenal muncul.
"Karena kita nggak tahu ekosistem setelah terbakar itu apakah nanti akan tetap seperti ekosistem sebelum terbakar atau justru akan berubah gitu. Bisa jadi ada beberapa spesies tumbuhan yang ketika terbakar dia akan susah untuk hidup kembali, tapi ada yang akan lebih mudah sehingga nanti mendominasi," ujar dia.
Septi menyebut kebakaran ini juga berpotensi menghilangkan habitat dari hewan-hewan yang bertempat tinggal di sekitar area TNBTS. Adapun di sekitar TNBTS terdapat hewan-hewan seperti kupu-kupu, burung, tikus, elang jawa, kera, hingga kucing hutan.
"Nah itu yang kita juga harus antisipasi, apalagi kalau itu sifatnya adalah invasif kan spesies Itu juga bukan menjadi sebuah kondisi ekosistem yang bagus ya. Kemudian juga untuk satwa-satwanya, ketika terbakar kemarin tentu dia kehilangan habitat. Misalkan kupu-kupu, kemudian ada beberapa jenis burung, atau mungkin tikus," kata Septi.
"Bagaimanapun itu adalah keanekaragaman yang ada di dalam kawasan taman nasional, meskipun mungkin dianggap tikus gitu ya, tapi di dalam kawasan taman nasional satwa yang tidak dilindungi pun menjadi dilindungi nah itu mereka kehilangan tempat," dia menegaskan.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan