Kebakaran Bromo September menyimpan kisah bagi para pelaku wisata. Mereka bahu-membahu tturut memadamkan api yang melalap padang rumput dan pepohonan.
Kebakaran akibat keteledoran calon penganten yang menggelar foto prewedding dengan flare itu terjadi sekitar sepuluh hari, tepatnya pada 6-15 September. Saat itu rumput Bromo sedang kering.
Dampak kebakaran tersebut sangat luar biasa. Aktivitas wisata di kawasan Bromo mesti lumpuh dan mandek sekitar sebulan. Akibatnya, tak ada kunjungan atau bahkan para pelaku wisata tanpa pemasukan. Belum lagi satwa dan flora yang hangus terbakar, juga saluran air ke warga Tengger yang rusak parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di balik kejadian tersebut, ada kisah heroik dari pelaku wisata sekitar Bromo. Bak ladang pertanian milik pribadi yang terbakar, pelaku wisata sekitar pun turut membantu memadamkan api di sini.
Misalnya saja yang dilakukan oleh Tommy Romansyah. Ia adalah driver jip yang kerap mengantarkan wisatawan dari Pasuruan menuju Bromo. Ia menyebut dirinya ikut berpartisipasi dalam upaya memadamkan dan mencegah api melebar.
Ia menyebut hal itu dilakukan bersama-sama oleh para pelaku wisata lainnya di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Mulai dari penyedia jasa jip, kuda, hingga pedagang asongan sekitar.
"Kan di sini khususnya kalau pelaku jasa wisata di Bromo sini wajib membantu, soalnya kalau petugasnya saja kurang kuat, maksudnya kurang kuat itu kewalahan, apinya itu sudah melebar cukup luas terus orangnya juga kurang. Jadi yang pelaku wisata yang ada di sini kayak driver jip, asongan, penjual bakso, kuda, itu bantuin ke sini semua," kata dia kepada detikcom di Bromo, Kamis (7/12/2023).
Kebakaran saat itu terjadi di sekitar area Bukit Teletubbies. Dan kebakaran yang meluas itu mengancam semua rumput di area ini terbakar, yang mana tempat ini merupakan spot masyarakat mencari rumput.
Upaya yang ia lakukan bersama saat itu adalah memadamkan api dengan bantuan ranting-ranting pohon kering. Ia memukulkan bara api hingga mati.
"Kalau ngebantuinnya itu saya itu bawa rantingnya pohon itu terus apinya dipukul-pukul gitu. Kalau misalnya disiram air matinya lama, soalnya kena angin. Kalau dipukul pakai rantingnya pohon itu cepet matinya," ujar dia.
Tommy menjelaskan aksi heroik ini dilakukan oleh banyak pihak, mulai dari aparat kepolisian hingga pelaku wisata. Ia bahkan menyebut bahwa aksi ini wajib dilakukan bagi pelaku wisata sekitar. Itu semua agar pariwisata di TNBTS dapat kembali normal.
"Iya semua area yang kebakar ini semua ngebantu, yang dari Pasuruan maupun sama Malang itu wajib mas, wajib membantu semua. Soalnya biar apinya cepat padam terus pengunjungnya yang sudah terlanjur booking itu biar bisa ke Bromo lagi," kata dia.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional