Dua orang turis mengamuk hebat di sebuah salon kuku di Bali. Mereka kini sudah diamankan pihak kepolisian.
Diketahui bahwa keduanya menolak pembayaran jasa salah satu salon yang berlokasi di Kuta Utara, Badung. Kata polisi, turis tersebut berasal dari Amerika Serikat dan Inggris.
"Ya betul, terduga pelaku sudah diamankan. Hasil kerja sama kami dengan Imigrasi Ngurah Rai," kata Kasatreskrim Polres Badung AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura kepada detikBali, Minggu (17/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nyoman Jaya menyebut bahwa kedua traveler nakal itu diamankan saat akan pergi dari Bali. Para petugas Imigrasi yang mencegatnya di Bandara Ngurah Rai.
"Sabtu kemarin sekitar pukul 20.00 Wita. Mereka akan pergi meninggalkan Indonesia," sebutnya.
Nyoman Jaya belum memberi informasi rinci terkait turis nakal tersebut. Hingga kini, mereka masih diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut di kantor kepolisian.
"Masih diperiksa," jawab dia singkat.
Kronologi singkat
Sebelumnya, keributan di Ombre Nails Studio, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, Kamis (14/12) terjadi sekitar pukul 16.30 Wita. Musababnya salah satu WNA diduga menolak membayar biaya treatment kuku seharga Rp 930 ribu.
Video keributan antara turis dan staf salon itu viral di media sosial. Berdasarkan video yang beredar, salah satu perempuan mencengkeram lengan petugas kasir sambil melontarkan cacian.
Salah seorang staf salon, Lina Novianti (20), menuturkan keributan itu bermula saat salah satu pelanggan enggan membayar biaya treatment kuku. Padahal, kata Lina, harga tersebut sudah dihitung dari banyaknya layanan yang diberikan.
"Dua orang asing ini walk in, datang tanpa booking. Kami layani. Harga awal itu Rp 600 ribu. Setelah itu ada beberapa permintaan, harganya bertambah. Total jadi Rp 930 ribuan," tutur Lina kepada detikBali, Jumat siang.
Menurut Lina, sejak awal staf salon sudah menyampaikan bahwa ada penambahan biaya sesuai permintaan treatment.
"Dia menyanggupi. Sejak awal dia bilang tidak masalah dengan harga. Yang penting, kata dia, kami berikan yang terbaik saja buat dia. Sampai akhirnya selesai itu di sekitar jam setengah 7 malam," sambungnya.
Staf kasir lantas memberikan rincian tagihan sesuai harga yang disepakati, yakni Rp 930 ribu. Sontak perempuan tersebut menolak bayar karena alasan kemahalan.
"Dia justru protes ke staf. 'Apa saja yang kamu lakukan sampai harganya segitu,' kira-kira begitu katanya," tutur Lina lagi.
Baca artikel selengkapnya di detikbali.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol