Thailand tidak ada habisnya untuk mencari cara menggaet wisatawan asing. Kini, kabinet menyetujui pemotongan pajak atas minuman beralkohol dan tempat hiburan untuk mendongkrak jumlah kunjungan.
Juru bicara pemerintah Thailand Chai Wacharonke menyebut pajak untuk wine akan dikurangi dari 10% menjadi 5% dan pajak minuman beralkohol dari 10% menjadi nol atau tanpa pajak Chai. Dia menambahkan bahwa pajak cukai tempat hiburan juga akan dikurangi setengahnya dari 10% menjadi 5%.
Pengumuman itu muncul bukan kebijakan pertama untuk menambah pelayanan bagi wisatawan di Thailand. Pada November 2023, negeri gajah putih memperpanjang jam buka tempat hiburan hingga dua jam bagi pengunjung dan wisatawan malam hari, yakni sampai pukul 04.00.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Tetap Kementerian Keuangan Lavaron Sangsnit optimistis hilangnya pendapatan pajak akan diimbangi dengan tambahan penerimaan wisatawan.
Pariwisata adalah pendorong utama perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara. Tahun lalu, Thailand mencapai target 28 juta wisatawan, menghasilkan 1,2 triliun baht, menurut data pemerintah.
Lavaron mengatakan pada tahun 2024 Thailand menargetkan lebih dari 34 juta kunjungan wisatawan.
Dikutip dari Asian Highlights, Thailand menjadikan minuman beralkohol sebagai salah satu keunikan wisata. Thailand adalah konsumen alkohol per kapita terbesar kelima di dunia. Minuman paling populer adalah bir, diikuti wiski lokal.
Anggur menjadi semakin populer. Boomingnya dimulai ketika dokter kerajaan merekomendasikan raja untuk minum beberapa gelas anggur merah sehari untuk mengatasi masalah jantung.
Selain itu, minum bersama seseorang adalah cara khusus untuk bersosialisasi dan bergabung dengan sekelompok orang Thailand untuk minum dianggap sebagai bentuk persahabatan.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol