Tergiur Paket Liburan Murah, Turis China Diculik Selama 3 Tahun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tergiur Paket Liburan Murah, Turis China Diculik Selama 3 Tahun

bonauli - detikTravel
Rabu, 03 Jan 2024 13:05 WIB
Ilustrasi liburan
Ilustrasi turis Tiongkok (shutterstock)
Jakarta -

Turis China sempat takut melakukan perjalanan ke Asia Tenggara karena kasus penculikan. Ternyata, inilah korban penculikan dari paket wisata murah ke Asia.

Adalah Zhang, seorang pria asal China yang tergiur liburan murah ke Asia Tenggara. Kisahnya viral di media sosial Tiongkok, seperti dikutip dari South China Morning Post, pada Rabu (3/1).

Pada bulan November 2019, Zhang membeli paket tur tujuh hari ke negara di Asia Tenggara. Zhang tidak mengungkapkan negara tujuannya, namun paket wisata itu dibeli seharga Yuan 4.500 atau sekitar Rp 9,8 jutaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun setibanya di negara tersebut, Zhang segera dibawa ke sebuah pabrik. Ia dipaksa kerja di sebuah jaringan perjudian online. Semua barang-barang pribadi yang ia bawa, disita.

Tidak tahan dengan siksaan kerja paksa, Zhang mencoba untuk melawan. Alih-alih dipulangkan, dirinya mendapat aniaya fisik. Bahkan, dirinya ditugaskan untuk merekrut anggota lain ke lingkaran perjudian online.

ADVERTISEMENT

Setelah 6 bulan hilang, keluarga Zhang dihubungi oleh penculik untuk uang tebusan. Keluarganya segera mengirimkan uang sebesar Yuan 111.000 atau sekitar Rp 242 jutaan.

Bukannya dibebaskan, Zhang malah dijual ke dua tempat lainnya. Dirinya berhasil diselamatkan oleh polisi pada Oktober 2022 lalu. Zhang berhasil selamat setelah 3 tahun diculik.

"Masyarakat harus memilih perusahaan perjalanan yang memiliki reputasi baik dan jika menerima tawaran tur murah mereka harus berhati-hati dan mempertimbangkan kembali," ucapnya.

Kisahnya mengingatkan warga China pada film kriminal No More Bets yang dirilis pada Agustus 2023. Film itu menggambarkan aktivitas ilegal termasuk perdagangan manusia, organ dan pemerasan yang ada di negara-negara Asia Tenggara.

Sebuah survei di platform media sosial Weibo tahun lalu mengungkapkan bahwa 85% dari 54.000 orang China tidak akan melakukan perjalanan ke negara-negara ASEAN karena film tersebut. Mereka khawatir bahwa tur-tur murah akan menjual mereka seperti yang dialami oleh Zhang.

Beberapa negara ASEAN, Thailand dan Vietnam mengkritik film tersebut. Mereka mengatakan bahwa film itu telah mencoreng reputasi pariwisata Asia Tenggara. Dua negara itu juga diasumsikan oleh warga China sebagai sarang perdagangan ilegal.




(bnl/wsw)

Hide Ads