Kalina, seekor Elang Jawa kini bisa terbang bebas di atas langit gunung Gede. Kalina telah dilepasliarkan usai lama menjalani karantina.
Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) melepasliarkan burung Elang Jawa di kawasan hutan Gunung Gede Pangrango. Elang Jawa bernama Kalina itu merupakan penghuni pertama Pusat Konservasi Elang Jawa di Sukabumi.
Lokasi pelepasliaran Kalina berada di Desa Pasir Datar, Kelurahan Cikahuripan, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BBTNGGP, Sapto Aji Prabowo mengatakan, pelepasliaran itu dilakukan agar Kalina dapat berkembang biak dan menambah jumlah populasi Elang Jawa. Sehingga, keberadaan Elang Jawa dapat tetap terjaga kelestariannya.
"Keberadaan Elang Jawa di TNGGP cukup terjaga, di site monitoring sendiri terdapat delapan individu Elang Jawa. Hal ini membuktikan bahwa hutan TNGGP cukup terjaga sehingga Elang Jawa dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik," kata Sapto dalam keterangannya, Jumat (5/1/2024).
Sapto menceritakan, Kalina pertama kali diterima Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa (PPKEJ) di Cimungkad pada 14 Maret 2022 dari BBKSDA Jawa Barat untuk dilakukan rehabilitasi.
Proses rehabilitasi terhadap Elang Jawa dewasa itu dilakukan selama kurang lebih 21 bulan dengan menggunakan tenaga keeper internal taman nasional yang bekerja sama dengan Pusat Penyelamatan Satwa Elang Jawa (PPSEJ) Loji-Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
"Hingga akhirnya tim gabungan tersebut pada 14-15 Desember 2023 melakukan pemeriksaan kesehatan, penilaian perilaku dan survei lokasi release dengan hasil 'sudah siap release," jelasnya.
Butuh proses yang cukup panjang sehingga akhirnya Kalina dinyatakan dapat dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya. Sapto pun berharap akan ada banyak Kalina lainnya.
"Harapan kami, semoga tidak ada Kalina-Kalina lainnya yang harus menghuni kandang rehabilitasi baik di tempat ini maupun di tempat lain. Tempat mereka bukan di kandang, tapi di alam bebas," katanya.
"Bukan sebuah perjuangan yang mudah bagi rekan-rekan pengelola di Resort Cimungkad untuk dapat 'meliarkan' kembali Kalina," sambungnya.
Keberadaan Elang Jawa sendiri sudah sangat langka di alam. Satwa yang identik dengan Burung Garuda ini pertama kali diidentifikasi oleh Tuan M. E. G Bartels, seorang ornitolog alias ahli burung berkebangsaan Jerman.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?