Kematian harimau yang ketiga di Medan Zoo dikaitkan dengan kandang yang tidak layak dan tidak terurus. Permintaan perbaikan tidak disanggupi pengelola kebun binatang legendaris itu.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara menyebut sudah tiga ekor harimau mati di Medan Zoo hanya dalam tempo dua bulan, pada November hingga Desember. Harimau ketiga yang mati di Medan Zoo adalah harimau sumatera "Nurhaliza". Harimau betina berumur 9 tahun itu mati pada 31 Desember 2023.
Nurhaliza menyusul harimau benggala Avatar yang mati pada awal Desember dan harimau sumatera lainnya Erha yang mati pada 6 November. Nurhaliza sakit sejak November. Harimau itu mengalami pneumonia dan renal disease atau gangguan ginjal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tiga harimau mati itu, orangutan mengalami obesitas. Dia terluka parah pada paha dan belum juga sembuh hingga kemudian diungsikan ke tempat rehabilitasi lainnya.
Kepala BKSDA Sumut Rudianto Saragih Napitupulu menilai kematian-kematian harimau itu ada kaitannya dengan kondisi kebun binatang yang memprihatinkan. Dalam pemantauan sejak April 2023 didapati fakta pengelolaan satwa belum memenuhi standar Lembaga Konservasi, terutama animal walfare, fasilitas kandang, dan tata kelola lingkungan.
"Hal terlihat dari kandang satwa buas yang kurang baik, seperti kandang yang sudah mulai rusak dan lembab. Itu mengakibatkan penurunan kesehatan satwa," kata Rudianto.
Evaluasi itu telah disampaikan kepada Medan Zoo. Tetapi, kata Rudianto, Medan Zoo angkat tangan, tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.
BKSDA Sumut kemudian memberikan bantuan berupa melakukan pengecekan rutin kesehatan satwa bersama tim medis, membantu pakan satwa, dan menerjunkan tiga tenaga perawat satwa (keeper), dan bantuan obat-obatan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
Bukan hanya BKSDA Sumut yang menilai Medan Zoo tidak layak untuk konservasi satwa. Pengunjung-pengunjung Medan Zoo juga mengungkapkan rasa iba untuk satwa di sana. Di saat bersamaan mereka kecewa karena kandang-kandang rusak dan kotor, jorok, dan tidak terawat, serta koleksi satwa semakin sedikit.
Rudianto meminta Pemerintah Kota Medan (Pemkot Medan) bergerak cepat untuk menyelamatkan satwa di sana dan harus menjadi prioritas. Salah satu caranya menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pemulihan satwa.
"Kami meminta Direksi Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Medan sebagai pengelolaa Medan Zoo untuk tetap melakukan langkah penyehatan satwa dan memperbaiki kondisi lingkungan Medan Zoo sehingga layak untuk dikunjungi," kata dia.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks