Hati-hati dengan Asuransi, Traveler Ditagih Hampir Rp 2 M Setelah Liburan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hati-hati dengan Asuransi, Traveler Ditagih Hampir Rp 2 M Setelah Liburan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 11 Jan 2024 13:09 WIB
Ilustrasi premi asuransi, investasi, dll.
Ilustrasi asuransi (Foto: Towfiqu Barbhuiya/Unsplash)
Jakarta -

Traveler harus bijak dalam memilih asuransi perjalanan. Keluarga ini ditagih 100.000 pound sterling (Rp 1,97 miliar) setelah liburan selesai.

Dilansir BBC, Kamis (11/1/2024), sebuah keluarga yang tinggal di Midhurst, West Sussex, Inggris memperingatkan para traveler untuk memeriksa secara detail asuransi perjalanan. Mereka tidak ingin traveler lain mendapatkan pengalaman pahit seperti mereka. Sampai-sampai mendapatkan tagihan medis sebesar hampir Rp 2 miliar.

Tagihan gila-gilaan itu dimulai saat putri mereka, Katya, 18, jatuh sakit ketika berada di Afrika Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Katya mengalami pendarahan otak di Afrika Selatan pada bulan Februari tahun lalu. Kondisi Katya begitu parah sampai dia kesulitan berbicara.

"Saya kehilangan kemampuan untuk berbicara dan membaca. Rasanya seperti bayi yang baru lahir. Saya tidak tahu apa-apa," kata dia.

ADVERTISEMENT

Ibu dari Katya, Marsha Katalinic, sedikit tenang soal biaya rumah sakit. Dia memastikan bahwa keluarganya telah diasuransikan secara penuh untuk perjalanan ke Kenya pada tahun 2022.

Tetapi, kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Perusahaan asuransi Axa menolak klaim polis asuransi Katya. Axa mengatakan bahwa polis tersebut tidak valid. Penyebabnya, keluarga tersebut memberikan informasi yang salah saat mengisi formulir asuransi.

Perjalanan Katya dianggap tidak memenuhi data di dalam formulir itu. Dalam formulir itu disebutkan pemilik asuransi bisa menggunakan asuransi itu jiak melakukan perjalanan dari Inggris. Sementara itu, Katya berada di Afrika Selatan bukan start dari Inggris, melainkan Kenya.

Ya, sebelum ke Afrika Selatan, Katya dan keluarga berlibur natal di Kenya. Setelah masa liburan habis, orang tua Katya pulang ke Inggris sedangkan Katya bablas ke Afrika Selatan untuk kursus pramugari kapal pesiar.

Kabar buruk itu didapatkan ayah Katya, Roberto Katalinic, saatmenyerahkan rincian polis tersebut kepada manajer rumah sakit.

"Dia melihat ke layar dan berkata 'Anda tidak akan menyukai email ini'," kata Roberto.

"Axa telah menghubunginya kembali, mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab dan orang tua harus menanggung biayanya," kata dia.

Axa memutuskan bahwa kebijakan tersebut tidak valid karena perjalanan Katya ke Afrika Selatan dimulai dari Kenya, bukan dari Inggris.

"Mungkin ada 'perjalanan harus dimulai dari Inggris', yang saya asumsikan, ya, perjalanannya dimulai dari Inggris, tidak dimulai dari tempat lain. Perjalanan ini dimulai di sini, di Midhurst di Inggris," kata Katya.

"Deklarasi yang diberikan pada saat pembelian meminta agar pembeli mengonfirmasi bahwa semua rinciannya benar, termasuk 'bahwa siapa pun yang disebutkan dalam polis bepergian dari dan kembali ke Inggris' dan 'perjalanan Anda belum dimulai'," kata Axa dalam sebuah pernyataan.

"Dalam kesempatan ini, tanggapan yang diberikan tidak sesuai dengan situasi yang dialami oleh Katya dan hal ini baru diketahui setelah dia mengajukan klaim. Polis tersebut dibatalkan setelah kami menyadari bahwa polis tersebut tidak valid dan seluruh premi dikembalikan kepada Katya," perusahaan itu menambahkan.

"Saya rasa mereka diberi informasi, tapi bisa jadi sangat tersembunyi dan mungkin membutuhkan pencarian yang sangat teliti dari pihak konsumen," kata wakil editor Sam Richardson.




(msl/fem)

Hide Ads