Bukan rahasia lagi, banyak warga Jepang enggan menikah. Sampai-sampai bikin risau pemerintah kota dan membuat aplikasi kencan buat warganya.
Recruit Bridal Research Institute merilis hasil survei mengenai dunia kencan di Jepang. Dari data tersebut terlihat kaum muda lajang pada tahun 2023. Situasi itu berefek domino terhadap krisis penduduk, sebab kelahiran bayi di Tokyo terus menurun.
Kendati banyak aplikasi kencan yang beredar, namun kasus penipuan profil membuat para jomblo di Jepang enggan memakainya. Inilah salah satu alasan yang mendorong Pemerintah Tokyo merilis aplikasi kencan resmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan SoraNews, Rabu (17/1/2024) Pemerintah Metropolitan Tokyo menyebut aplikasi kencan itu didukung keamanan yang hanya dapat diberikan oleh birokrasi. Aplikasi itu ditujukan untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas yang tinggal, bekerja, atau belajar di Tokyo.
Aplikasi kencan itu memanfaatkan AI untuk menemukan pasangan pengguna yang cocok berdasarkan informasi pribadi dan kuesioner, seperti aplikasi kencan lainnya.
Adapun yang membedakan aplikasi ini adalah proses pengecekan member didukung pemerintah, yang mengharuskan pengguna membuktikan status perkawinan dan pendapatan, mereka. Selain itu, pemilik akun harus melewati wawancara online untuk mengonfirmasi identitas mereka.
Meskipun masyarakat mungkin enggan memberikan informasi pribadi seperti bukti pendapatan kepada perusahaan swasta, namun menyerahkan informasi tersebut kepada pemerintah bukanlah hal baru.
Sistem dasar aplikasi ini telah diterapkan sejak Desember lalu dengan uji coba terbatas menggunakan versi browser yang diujicobakan dalam lingkungan pegawai pemerintah serta orang-orang yang mengikuti acara perjodohan pemerintah. Beragam masukan dijadikan pemerintah untuk perbaikan dalam pengembangan aplikasi.
Tampaknya juga versi browser terbuka bagi siapa saja di situs web Tokyo Futari Story untuk mendaftar sementara aplikasinya masih menunggu rilis.
Warganet Jepang merespons beragam mengenai aplikasi itu. Mereka skeptis dengan langkah pemerintah yang berupaya mengatasi penurunan angka kelahiran tanpa mengatasi penyebab mendasar warga lebih senang menjomblo, di antaranya stabilitas ekonomi dan jadwal kerja yang terlalu menuntut.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour