Sebuah guci kuno zaman Dinasti Tang dari abad ke-9 ditemukan di dusun Kropakan, Klaten. Penemuan ini bukanlah yang pertama.
Selain guci kuno, ditemukan pula batu patok wilayah yang diduga model Puro Mangkunegaran Solo di lokasi itu. Warga setempat lah yang pertama kali menemukan kedua objek diduga cagar budaya (ODCB) tersebut.
Lokasi ditemukannya patok itu berada di sisi utara situs era Mataram Kuno yang pernah diteliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuan guci itu Senin (15/1) sore. Terus dilaporkan saya, kemudian kita ambil. Kondisinya bagus. Kalau patok ditemukan di sisi utara situs era Mataram Kuno. Temuan kita laporkan ke pegiat cagar budaya dan ke BRIN," ungkap ketua pemuda RW 14 Dusun Kropakan, Pupun Prasetyo, Rabu (17/1/2024) siang.
Semua temuan benda cagar budaya itu kemudian disimpan di basecamp. Saat ini, upaya pengumpulan benda-benda masa lalu yang sudah tidak terpakai terus dilakukan oleh warga setempat.
"Ini lagi giat ngumpulin benda yang sudah tidak terpakai, seperti lumpang. Ke depannya kita buat semacam museum atau basecamp untuk merawat temuan-temuan," imbuh Pupun.
Pegiat Cagar Budaya Klaten yang menjadi pendamping warga, Hari Wahyudi mengatakan, guci tersebut kondisinya bagus. Diduga guci itu dari abad 9 Masehi.
"Guci dari masa dinasti Tang abad 9 Masehi. Dengan dimensi ukuran tingginya 9 sentimeter, diameter tengah 12 sentimeter , diameter bawah dan atas mulut guci 8 sentimeter, dengan dua kuping," kata Hari.
Menurut Hari, guci ditemukan di kedalaman 50 sentimeter di lahan untuk pembuatan batu bata milik Yoko, warga setempat.
"Yang menemukan Mikhsan dan sudah diamankan di basecamp. Diamankan juga batu patok di utara dusun dari yang kemungkinan dari masa Mangkunegaran karena bagian atas kotak," imbuh Hari.
Temuan guci dan batu patok yang terbaru merupakan temuan yang ke-70 di dusunnya. Sebelumnya berbagai benda telah ditemukan di kawasan itu.
"Ini temuan yang ke lebih dari 70, karena sebelumnya ada berbagai jenis. Ada periuk, kendi, guci, logam, emas, perak, tembaga, gerabah, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan," kata Pupun.
-----
Artikel ini telah naik di detikJateng.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!