Warga Klaten menemukan artefak bersejarah di dekat sumur kuno di dusun Kropakan, desa Mranggen. Artefak itu terbuat dari perunggu. Seperti apa wujudnya?
Setelah temuan guci, emas, manik-manik, hingga tulang binatang, kali ini ditemukan artefak yang terbuat dari perunggu di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten.
"Kemarin ditemukan perunggu tapi patahan, itu perunggu karena ada hijau-hijau (oksidasi). Sama semacam kemuncak bangunan," ungkap Ketua Pemuda RW 14 Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Pupun Prasetyo pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Pupun, kemuncak tersebut berupa terakota yang terbuat dari tanah liat. Untuk sementara temuan baru itu disimpan di rumahnya untuk dilaporkan ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Untuk tindaklanjut kita laporan pegiat budaya dan ke BRIN. Selama ini kita terus dan masih mengumpulkan temuan baru karena di lokasi ada tambang baru untuk batu bata sehingga kita harus mengedukasi para perajin batu bata," kata Pupun.
Pegiat cagar budaya Kabupaten Klaten yang mendampingi warga Kropakan, Hari Wahyudi menyatakan, dari pengecekan, fragmen perunggu itu berbentuk stik lempeng. Fragmen itu ditemukan di lokasi tambang batu bata yang baru.
"Ditemukan di lahan baru yang dibuka, punya Ibu Suyoto. Letaknya di sebelah timur sumur kuno sekitar 40 meter, mungkin untuk bahan perhiasan," ungkap Hari.
Menurut Hari, selain perunggu itu ditemukan Terakota kemuncak bangunan berbentuk segi delapan. Artefak itu ditemukan di lahan Pak Diran.
"Ditemukan lahan Pak Diran di kedalaman yang sama sekitar 50 meter jadi ini temuan yang dangkal. Ditemukan juga beberapa batu umpak batu monolit," kata Hari.
Batu umpak itu, sebut Hari, kemungkinan untuk penyangga tiang bangunan masyarakat kelas biasa. Batu umpak itu tampak sederhana apa adanya.
"Batu monolit dipahat dengan takik dan dilubangi di tengahnya dengan lubang sekitar 4 sentimeter," imbuh Hari.
Hasil Pengecekan BRIN
Menurut hasil pengecekan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mereka menyimpulkan ada kemiripan temuan di situs Kropakan dengan situs Liyangan di Temanggung.
"Ada kemiripan dengan di Liyangan (situs Liyangan, Temanggung). Banyak yang ditemukan sama dengan yang ditemukan di Liyangan," ungkap peneliti Pusat Riset Arkeologi Sejarah dan Pra Sejarah BRIN, Baskoro Daru Tjahjono.
Dijelaskan Baskoro, dirinya bersama dua peneliti sudah mengecek temuan sumur kuno di Dusun Kropakan. Termasuk struktur batu di timurnya.
"Kita mengecek sumur dan struktur di timurnya. Termasuk melihat benda-benda temuan yang dikumpulkan masyarakat," jelas Baskoro.
Dari pengecekan itu, lanjutnya, temuan itu diduga dari era Mataram kuno abad 8-9 Masehi. Lokasi merupakan bekas perdusunan masa Mataram kuno.
"Lebih kepada bekas perdusunan atau permukiman Mataram kuno. Temuannya termasuk lengkap, ada sumur, gerabah, keramik, pipisan, manik-manik, dan lainnya," pungkasnya.
-----
Artikel ini telah naik di detikJateng.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia