Berikut 3 Saran Asosiasi Kebun Binatang ke Medan Zoo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berikut 3 Saran Asosiasi Kebun Binatang ke Medan Zoo

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 22 Jan 2024 05:01 WIB
Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berada di dalam kandang di Medan Zoo, Sumatera Utara, Senin (6/11/2023). Kebun binatang yang dibangun tahun 1952 dan memiliki luas 30 hektare tersebut kini kondisinya terbengkalai dengan koleksi hewan yang semakin berkurang. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/tom.
Satwa di Medan Zoo. (FransiscoCarollio/Antara)
Jakarta -

Permasalahan di Medan Zoo membuat banyak pihak mengutarakan saran. Salah satunya, Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI), apa kata mereka?

Medan Zoo dalam kondisi yang betul-betul bikin miris. Setelah tiga harimau mati, berbagai masalah lain terkuak.

Bermula dari matinya dua harimau Sumatera dan seekor harimau Benggala, beberapa permasalahan lain di Medan Zoo mulai tersingkap. Misalnya, masalah finansial yang mempengaruhi aspek operasional seperti makan satwa, pemeliharaan, hingga gaji pegawai yang terganggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, Medan Zoo harus bisa membiayai operasional sendiri, tidak disokong oleh APBD. Medan Zoo mulai kolaps saat pandemi karena ditutup untuk wisatawan, sehingga tidak mendapatkan pemasukan dari tiket pengunjung. Setelah pandemi mereda, situasi tidak membaik dan pertolongan juga tidak didapatkan.

Belakangan, Wali Kota Medan Bobby Nasution berencana menutup Medan Zoo untuk perbaikan. Rencana itu diungkapkan setelah berdiskusi dengan PKBSI.

ADVERTISEMENT

Dalam wawancara dengan detikTravel, Sekjen PKBSI Tony Sumampau membeberkan tiga saran untuk perbaikan Medan Zoo. merinci saran untuk Medan Zoo. Berikut tiga saran PKBSI untuk Medan Zoo:

1. Revitalisasi

Dalam penutupan ini, Walkot Bobby merencanakan dengan niatan pembangunan. Padahal, saran dari PKBSI adalah revitalisasi.

"Saya pikir revitalisasi yang paling baik, meskipun ditutup agak lama tapi nanti kan baik untuk satwa, satwa sejahtera, pengunjung senang. Karena sebagai konservasi seperti Medan Zoo kan tempat di mana kita menimba informasi dan edukasi soal satwa liar dan lingkungan, jadi sangat bermanfaat daripada sekarang kan terkesan kurang gitu ya," kata Tony saat diwawancarai detikTravel secara daring, Sabtu (20/1/2024).

2. Perbaikan Manajemen

Salah satu yang disoroti berbagai pihak juga adalah terkait profesionalitas dari pengelola atau manajemen. Ia menyebut poin itu juga telah didiskusikan kepada Walkot Bobby, terkait pentingnya manajemen yang profesional dalam mengelola kebun binatang.

"Saya sampaikan itu juga, ya bukan berarti pegawai situ tidak bisa ya. Tapi pegawai situ yang terpilih yang punya hati untuk satwa itu, itu yang sangat penting. Sejauh itu profesional di bidangnya, mustinya bisa ya," ujar dia.

Ia menyebut hal itu penting dilakukan karena mengelola hewan tidak mudah. Pengelola mesti memahami kebutuhan hewan, keinginan, hingga menjaga kesejahteraannya.

"Saya kira kalau ada manajemen yang baik, pasti baik. Pengalaman saya di beberapa tempat, kebetulan saya sendiri dari Taman Safari, kita kan mencoba membangun hal-hal yang tadinya buruk. Kebun binatang Bandung, Solo, semua sudah menjadi baik. Sejauh pengelolaannya betul-betul profesional dan betul-betul demi kebun binatang lah, jangan kepentingan diri sendiri," kata Tony, yang juga berpengalaman dalam mendirikan Taman Safari.

3. Pengelolaan hewan

Terakhir, yang tak kalah penting menurutnya adalah pengelolaan hewan. Pengelolaan ini terdiri dari cara menjaga hewan agar tidak stres dan lebih sejahtera lewat kandang yang bersih, layak, hingga layout kandang yang tepat.

Kesejahteraan yang perlu diperhatikan lainnya adalah menghindari hewan kesepian dan menjaga makannya teratur. Itu agar para hewan tetap sehat secara fisik dan mental.

Selain itu, aspek perencanaan koleksi hewan juga mesti diperhatikan oleh setiap kebun binatang. Itu karena berpengaruh terhadap kapasitas, kesanggupan operasional, hingga koleksi hewan di masa depan.

"(Medan Zoo) Tidak memikirkan persiapan dalam hal kalau dalam bahasa kebun binatang itu Animal Collection Plan, perencanaan apa saja satwa-satwa yang diinginkan. Lalu harus perlu diperhatikan itu. Misalnya, kita merencanakan punya harimau, nah anak ini sudah berusia 5-6 tahun itu harus dikawinkan harus punya anakan, untuk generasi berikutnya. Sehingga jangan dikirim ke tempat lain dulu sebelum memenuhi strategi jangka panjang ya," kata dia.

"Itu kan perencanaan. Jadi animal collection plan itu harus disusun, tapi kalau bilang wah ini keramaian, ini kebanyakan, terus dikirim aja anakannya, suatu saat sudah lanjut usia harimaunya, mati sendiri," ujar dia.

"Kalau nggak kita kan punya yang sepuh semua. Terus dapet dari mana lagi? Jadi rencana itu harus disusun dengan baik," dia menegaskan.




(wkn/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Medan Zoo Bobrok
Medan Zoo Bobrok
46 Konten
Medan Zoo, kebun binatang di kegendaris di Medan, merana. Tiga ekor harimau mati dan satwa lain menderita penyakit dan kurang gizi. Pegawai belum gajian empat bulan, pakan hewan juga masih utang.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads